Sedangkan senator lain yang tidak ikut dalam konspirasi pembunuhan Caesar, lari berhamburan dari teater.
Serangan Casca disusul Cassius, yang mengarah wajah Caesar, sedangkan Decimus di tulang rusuknya.
Caesar pun pingsan, kemudian mati di kaki patung musuh lamanya, Pompey, dengan total 23 tusukan.
Baca juga: 5 Penyebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi
Kematian Julius Caesar pada 15 Maret 44 SM diabadikan oleh dramawan Inggris, William Shakespeare, dalam drama bertajuk Tragedi Julius Caesar.
Terlepas dari kata-kata indah William Shakespeare, Caesar tidak mengatakan, "Et tu, Brute!" (Kamu juga, Brutus!), saat Brutus menusukkan belatinya.
Namun, Caesar yang sedang sekarat berkata, "Kamu juga, anakku!". Caesar dimakamkan pada 20 Maret 44 SM.
Pembunuhan Julius Caesar berbuntut perang saudara dan kekacauan sosial di Roma. Popularitas sang diktator menyebabkan rakyat Romawi marah terhadap para konspirator.
Perang saudara pasca-kematian Caesar menjadi awal kehancuran Republik Romawi dan dimulainya Kekaisaran Romawi di bawah Augustus Caesar, anak angkat Julius Caesar.
Baca juga: Kekaisaran Romawi: Sejarah Berdirinya, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan
Dilansir dari Britannica, kematian Julius Caesar membuat tanggal 15 Maret dikaitkan dengan kemalangan atau malapetaka.
Mulanya, 15 Maret merupakan Ides of March, hari di mana masyarakat Romawi melakukan perayaan keagamaan besar.
Namun, setelah pembunuhan Julius Caesar pada 15 Maret 44 SM, Ides of March menjadi identik dengan kemalangan atau malapetaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.