Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab Umum dan Khusus Perang Kusamba di Bali

Kompas.com - 15/02/2024, 21:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Kontrak yang dibuat pada tahun 1841 dan 1843 itu tidak ada timbal baliknya bagi pihak Klungkung.

Raja Klungkung dan raja-raja Bali lainnya, umumnya menyepakati kontrak dengan Belanda secara terpaksa, karena ada motif tertentu.

Misalnya kontrak Belanda yang disepakati Klungkung pada 1841, hanya sekadar siasat untuk mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seluruhnya atas jajahannya di Pulau Lombok.

Dengan begitu, Klungkung dapat mempertahankan koalisinya untuk menghadapi serangan Belanda.

Baca juga: Apa Upaya Belanda Mengatasi Hukum Tawan Karang?

Meski raja Klungkung dan Belanda telah menyepakati kontrak, rakyat tetap melaksanakan Hukum Tawan Karang.

Itulah yang memicu Perang Kusamba, karena Belanda menganggap Klungkung telah mengingkari kontrak yang mereka buat.

Sebab khusus Perang Kusamba

Sebab khusus Perang Kusamba adalah pengiriman bantuan dari Klungkung ke Buleleng.

Pembangkangan Kerajaan Klungkung terhadap isi perjanjian 24 Mei 1843 tidak hanya mengenai penghapusan Hukum Tawan Karang, tetapi juga terkait pengiriman bantuan ke Buleleng.

Pada 1846, Belanda melancarkan serangan terhadap Kerajaan Buleleng. Meski terlambat datang, Klungkung mengirimkan bantuan pasukan ke Buleleng, yang secara praktis melanggar kontraknya dengan Belanda.

Berdasarkan kontrak, seharusnya Klungkung tidak diperkenankan ikut campur urusan wilayah lain dalam peperangannya melawan Belanda.

Baca juga: Dampak Perang Jagaraga

Namun, Klungkung mengirimkan laskar sebanyak 1.600 orang ke Buleleng di bawah pimpinan Panglima I Dewa Agung Ketut Agung, sebagai tanda solidaritas raja yang anti terhadap penjajahan Belanda.

Karena sebab-sebab itulah, Belanda mengerahkan pasukannya yang baru saja memenangkan Perang Jagaraga pada April 1849, ke Kusamba.

Pasukan Belanda yang dikirim ke Kusamba pada 24 Mei 1849 dipimpin oleh Jenderal Michiels.

Sedangkan pemimpin Perang Kusamba di pihak rakyat Bali adalah Panglima Sangging, adik raja Klungkung.

Perang Kusamba berakhir pada 25 Mei 1849 dengan kemenangan Belanda.

 

Referensi:

  • Sutaba, I Made. (1983). Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com