Setelah itu, Douwes Dekker pergi ke Afrika Selatan untuk mengikuti Perang Boer melawan Inggris pada 1899.
Douwes Dekker baru dipulangkan ke Hindia Belanda pada 1902 dan kemudian bekerja di perusahaan milik pemerintah kolonial.
Tidak berselang lama, Douwes Dekker mulai terjun ke dunia pergerakan dengan menjadi wartawan koran asal Semarang De Locomotief.
Douwes Dekker mulai memperjuangkan nasib rakyat Indonesia melalui tulisan-tulisannya.
Ia juga turut membantu mendirikan Budi Utomo yang menjadi organisasi nasional pertama Indonesia.
Lantaran merasa Budi Utomo terbatas untuk kalangan pribumi Jawa, Douwes Dekker kemudian mempelopori berdirinya Indische Partij sebagai organisasi pergerakan yang lebih terbuka untuk semua ras dan suku bangsa.
Cipto Mangunkusumo adalah seorang tokoh terkemuka dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Cipto Mangunkusumo: Pendidikan, Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya
Dia adalah anggota terkemuka Indische Partij dan banyak mengkritik pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda.
Cipto Mangunkusumo lahir di Pecangakan, Ambarawa, pada 1886, dan meninggal dunia pada 8 Maret 1943 di Jakarta.
Karena aksi politik dan tulisan-tulisannya, pemerintah kolonial mengirim Cipto Mangunkusumo dan dua rekannya ke Belanda pada 1913.
Mereka baru kembali ke Hindia Belanda pada 1917.
Pada 1920, Cipto Mangunkusumo menikah dengan Mane Vogel, seorang pedagang batik Indo dan merupakan anggota Insulinde.
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara adalah seorang advokat pendidikan pada masa penjajahan Belanda.
Ia juga merupakan politisi dan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kemerdekaan Indonesia
Ia lahir pada 2 Mei 1889 dan meninggal dunia pada 26 April 1959 di Yogyakarta.