KOMPAS.com - Ki Hajar Dewantara adalah tokoh nasionalis yang ikut memperjuangkan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan.
Kiprahnya dalam dunia pendidikan pun membuat Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara memulai perjuangannya dengan bergabung ke dalam organisasi Budi Utomo pada 1908.
Peran Ki Hajar Dewantara di dalam organisasi pergerakan nasional itu adalah menyadarkan masyarakat pribumi akan pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Setelah itu, Ki Hajar Dewantara melanjutkan perjuangannya lewat bidang pendidikan.
Berikut ini jejak Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Baca juga: Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kemerdekaan Indonesia
Jejak Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia adalah dengan mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922.
Lewat Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berusaha memadupadankan pendidikan bergaya Eropa dengan pendidikan gaya Jawa tradisional.
Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran para siswa bumiputera akan hak-hak mereka dalam mendapat pendidikan yang layak.
Di awal pendiriannya, bagian Perguruan Taman Siswa yang dimiliki baru bagian Taman Anak saja yang terdiri atas Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3 dengan jumlah murid sebanyak 130 anak.
Selain itu, ada juga Kursus Guru yang diikuti sebanyak 10 orang.
Selain sebagai pendiri, Ki Hajar Dewantara juga ikut menjadi pengajar di sekolah Taman Siswa bersama guru lainnya, seperti Nyi Hajar Dewantara, Djoemilah, Frantin, Soedjati, dan Soedjatin.
Para pengajar ini merupakan lulusan dari sekolah guru dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama zaman kolonial Belanda.
Setelah mengalami perkembangan, Ki Hajar Dewantara mengadakan Kongres Pertama Taman Siswa di Yogyakarta pada 20 Oktober 1923.
Adapun hasil dari kongres tersebut adalah terciptanya beberapa asas Taman Siswa, sebagai berikut: