Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Ki Hajar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 25/11/2022, 17:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Ki Hajar Dewantara adalah tokoh nasionalis yang ikut memperjuangkan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan.

Kiprahnya dalam dunia pendidikan pun membuat Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara memulai perjuangannya dengan bergabung ke dalam organisasi Budi Utomo pada 1908.

Peran Ki Hajar Dewantara di dalam organisasi pergerakan nasional itu adalah menyadarkan masyarakat pribumi akan pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.

Setelah itu, Ki Hajar Dewantara melanjutkan perjuangannya lewat bidang pendidikan.

Berikut ini jejak Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Baca juga: Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kemerdekaan Indonesia

Mendirikan Taman Siswa

Jejak Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia adalah dengan mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922.

Lewat Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berusaha memadupadankan pendidikan bergaya Eropa dengan pendidikan gaya Jawa tradisional.

Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran para siswa bumiputera akan hak-hak mereka dalam mendapat pendidikan yang layak.

Di awal pendiriannya, bagian Perguruan Taman Siswa yang dimiliki baru bagian Taman Anak saja yang terdiri atas Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3 dengan jumlah murid sebanyak 130 anak.

Selain itu, ada juga Kursus Guru yang diikuti sebanyak 10 orang.

Selain sebagai pendiri, Ki Hajar Dewantara juga ikut menjadi pengajar di sekolah Taman Siswa bersama guru lainnya, seperti Nyi Hajar Dewantara, Djoemilah, Frantin, Soedjati, dan Soedjatin.

Para pengajar ini merupakan lulusan dari sekolah guru dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama zaman kolonial Belanda.

Setelah mengalami perkembangan, Ki Hajar Dewantara mengadakan Kongres Pertama Taman Siswa di Yogyakarta pada 20 Oktober 1923.

Adapun hasil dari kongres tersebut adalah terciptanya beberapa asas Taman Siswa, sebagai berikut:

  • Memerdekakan manusia untuk menentukan dan mengurus hidupnya sendiri.
  • Menetapkan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah.
  • Harus berdasar pada kebangsaan.
  • Mementingkan penyebaran pengajaran bagi rakyat umum.
  • Tidak menerima sumbangan.
  • Harus berhemat.
  • Mendidik anak murid dengan sistem Among.

Hingga sekarang, sekolah Taman Siswa masih berdiri di Kota Yogyakarta.

Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya

Pencetus Tut Wuri Handayani

Di samping mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga mencetus semboyan pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani.

Isi Tut Wuri Handayani adalah:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha (sang pendidik harus memberi teladan dan tindakan yang baik)
  • Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
  • Tut Wuri Handayani (seorang guru harus memberi dorongan dan arahan)

Baca juga: Logo Tut Wuri Handayani, Makna dan Sejarahnya

Mencetus Pancadharma

Selain menciptakan semboyan Tut Wuri Handayani, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang disebut Pancadharma.

Isi Pancadharma adalah:

  • Kodrat alam: meyakini secara kodrati akal pikiran manusia dapat dikembangkan dan berkembang.
  • Kemerdekaan: para peserta didik diarahkan untuk merdeka secara batin, pikiran, dan tenaga.
  • Kebudayaan: menyadarkan peserta didik bahwa pendidikan didasari oleh proses yang dinamis dan tidak berhenti.
  • Kebangsaan: memperjuangkan prinsip rasa kebangsaan.
  • Kemanusiaan: menempatkan manusia dalam hubungan persahabatan antarbangsa.

 

Referensi:

  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Gunung Jati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com