Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembah Para Raja, Makam Firaun di Mesir

Kompas.com - 24/12/2023, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Biasanya di mausoleum firaun ditemukan banyak barang dari emas, furnitur, pakaian, perhiasan, dan jimat yang dimaksudkan untuk membantunya mencapai kehidupan abadi.

Selain itu, ada juga makanan dan minuman, termasuk anggur dan bir, untuk pesta kerajaan di akhirat.

Baca juga: Apakah Firaun Tutankhamun Cacat Fisik?

Keberadaan harta karun di ruang makam firaun tentunya akan mengundang kehadiran perampok makam dan pemburu harta karun.

Oleh sebab itu, dipilih lokasi yang terisolasi untuk makam para firaun. Pintu masuknya juga tersembunyi dan dilengkapi pula dengan penjaga.

Kendati demikian, hampir semua makam kerajaan di Lembah Para Raja telah berhasil dirampok sejak sebelum akhir dinasti ke-20.

Catatan sejarah membuktikan adanya pengadilan bagi para perampok makam dan memberikan mereka hukuman yang sangat berat.

Selama berabad-abad berikutnya, Lembah Para Raja masih menjadi incaran bagi para pemburu harta karun dan kolektor barang antik.

Sejak akhir abad ke-18, para arkeolog dari berbagai negara berbondon-bondong melakukan penelitian di situs ini.

Lembah Para Raja semakin terkenal pasca-penemuan makam Firaun Tutankhamun pada 1922, oleh arkeolog Inggris bernama Howard Carter.

Baca juga: 9 Penemuan Menakjubkan dari Makam Firaun Tutankhamun

Berbeda dari 62 makam firaun dan bangsawan Mesir Kuno yang ditemukan sebelum-sebelumnya, makam Tutankhamun hampir tidak tersentuh perampok.

Mumi Tutankhamun dan harta karun berupa lebih dari 5.000 artefak berharga yang tersimpan dalam ruangan pemakamannya, menjadi salah satu penemuan arkeologi terbesar sepanjang masa.

Kekayaan sejarah yang tersimpan di Lembah Para Raja telah memberi gambaran penting terhadap kehidupan peradaban Mesir Kuno.

Karena peran dan pengaruhnya, pada 1979, Valley of the Kings atau Lembah Para Raja telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Eksplorasi, penggalian, dan konservasi pun masih terus berlanjut di kawasan tersebut, hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com