Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterlibatan Henry Kissinger dalam 10 Konflik Berdarah di Dunia

Kompas.com - 02/12/2023, 22:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Al Jazeera

Kissinger berperan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan negara-negara Arab, yang membuka jalan bagi normalisasi hubungan Israel-Mesir pada 1978.

Kissinger pernah menyatakan bahwa tujuan diplomasinya di Timur Tengah sangat sederhana, yakni untuk "mengisolasi rakyat Palestina" dari negara tetangga serta sekutu Arab mereka.

Mendukung junta Argentina

Meski secara resmi mengakhiri perannya sebagai Menlu AS pada 1977, Henry Kissinger tidak meninggalkan panggung diplomasi dan politik luar negeri begitu saja.

Kissinger mendukung junta Argentina yang menggulingkan Presiden Isabel Peron pada 1976.

Saat berkunjung ke Argentina pada 1978, Kissinger menyanjung diktator Jorge Rafael Videla atas upayanya dalam memerangi sayap kiri yang ia sebut sebagai teroris.

Pemerintahan Videla yang didukung oleh Kissinger tercatat bertanggung jawab atas hilangnya 30.000 orang dan 10.000 korban jiwa.

Baca juga: Mengapa Laos dan Kamboja Terlibat dalam Perang Vietnam 1970?

Mendukung Apartheid

Pada 1976, Henry Kissinger mengunjungi Afrika Selatan dan memberikan legitimasi politik kepada pemerintahan apartheid, tidak lama setelah Pemberontakan Soweto.

Tindakan itu menyebabkan penembakan anak-anak kulit hitam dan warga lainnya oleh polisi.

Kissinger tetap dekat dengan pemerintah apartheid Afrika Selatan dalam mendukung pemberontak Unita yang memerangi gerakan pembebasan Angola.

Perang tersebut berlangsung selama 27 tahun, menjadi salah satu perang terpanjang dan paling berdarah dalam satu abad terakhir.

Mendukung Tragedi Tiananmen

Henry Kissinger kerap dipuji sebagai sosok yang meruntuhkan ketegangan antara China dan AS, setelah lawatannya ke Beijing pada 1972.

Pada 1989, terjadi demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Protes besar-besaran ini dilakukan untuk menuntut adanya demokrasi, kebebasan berbicara, dan kebebasan pers di China.

Baca juga: Demonstrasi Tiananmen, Unjuk Rasa di China yang Berujung Pembantaian

Pemerintah China menanggapi protes dengan melancarkan tindakan berdarah yang dikenal sebagai Pembantaian Tiananmen, yang menewaskan ribuan orang dan 10.000 lainnya ditangkap.

Mengetahui peristiwa itu, Kissinger mengatakan bahwa tindakan keras pemerintah China tidak bisa dihindari.

Ia selalu menekankan bahwa China membutuhkan AS, begitu pula sebaliknya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com