Kepala CIA saat itu, William Colby, mengatakan pada sidang rahasia Subkomite Khusus Angkatan Bersenjata untuk Intelijen pada 1974, Pemerintah As telah menghabiskan 11 juta dollar dalam upayanya melengserkan Allende.
Pada 1973, diktator yang didukung AS, Jenderal Augusto Pinochet, naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta militer.
Selama 17 tahun berkuasa, rezim Pinochet membantai ribuan orang yang menjadi oposisinya dan memenjarakan puluhan ribu orang lainnya.
Terkait peristiwa tersebut, Kissinger pernah berkata kepada Nixon, "Kita tidak melakukannya. Maksudku, kita membantu mereka."
Baca juga: Penyebab Memanasnya Hubungan AS dan Kuba saat Perang Dingin
Sebagai rumah bagi orang Yunani dan Turki, banyak kekerasan etnis yang terjadi di Siprus sepanjang 1960-an.
Pada 1974, setelah kudeta oleh pemerintahan militer yang berkuasa di Yunani, pasukan Turki masuk.
Konflik ini tidak lepas dari intervensi Kissinger, yang justru membuat perselisihan di antara Yunani dan Turki memanas.
Kudeta Yunani dan invasi Turki ke Siprus mengakibatkan ribuan korban jiwa.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia menginvasi Timor Timur (sekarang Timor Leste) dalam serbuan yang dinamai Operasi Seroja.
Operasi Seroja dilancarkan sebagai respons atas tindakan Partai Fretilin, yang didominasi komunis, mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur secara sepihak pada 28 November 1975.
Baca juga: Peran Henry Kissinger dalam Invasi Indonesia ke Timor Timur
Pada 6 Desember 1975, atau sehari sebelum Operasi Seroja dilancarkan, Henry Kissinger mendampingi Presiden Gerald Ford ke Jakarta untuk menemui Presiden RI Soeharto.
Dalam pertemuan itu, Kissinger dan Presiden Ford disebut memberi lampu hijau atas rencana Indonesia menginvasi Timor Timur.
Kepentingan AS dalam persoalan itu sangat jelas, tidak ingin Timor Timur dikuasai komunis.
Meski Kissinger menyangkal keterlibatannya, rekaman telegram yang diungkap pada 2001 menunjukkan bahwa AS telah mengetahui rencana Indonesia untuk menganeksasi Timor Timur sejak 5 Juli 1975
Lampu hijau dari AS melanggengkan invasi Indonesia atas Timor Timur yang diperkirakan menewaskan sekitar 100.000-180.000 korban jiwa yang terdiri dari tentara dan warga sipil.
Tragedi Yom Kippur merupakan perang antara Israel dengan negara-negara Arab yang dipimpin Suriah dan Mesir, pada Oktober 1973.
Saat itu, Henry Kissinger menentang upaya Pentagon untuk menunda pengiriman senjata ke Israel.
Baca juga: Kenapa Perjanjian Oslo Gagal Mendamaikan Israel dan Palestina?
Kebijakan Kissinger membuat Israel unggul dan berhasil mendekati Kairo, yang diikuti dengan gencatan senjata.