Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fikrul Hanif Sufyan
Dosen

Penulis dan Pengajar Sejarah

In Memoriam: 1,5 Abad Willem Hendrik de Greve

Kompas.com - 18/11/2023, 11:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lapisan batu bara ditemukan di Ulu Aie, lembah gunung yang tidak berpenghuni di aliran Batang Ombilin.

Menurut hipotesa de Greve (1871), ada ratusan juta ton emas hitam yang tersembunyi di perut bumi Ombilin-Sawahlunto.

Ia melaporkan seluruh temuannya kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1870, dan dipublikasikan dalam Het Ombilien Kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en Het Transportstelsel op Sumatra’s Westkust pada 1871.

Pada 1872, penemuan batu bara memicu eksplorasi lebih lanjut. Namun, eksplorasi ini belum selesai. De Greve meninggal akibat kecelakaan fatal yang dialaminya di Batang Kuantan, Durian Gadang.

Berita kematiannya, kemudian dilansir dalam iklan duka cita di Het Vaderland pada 30 Oktober 1872. Berita duka citanya diterima oleh keluarga melalui telegram, kemudian dikirim ke surat kabar pada 29 Oktober 1872. Berikut bunyi iklan duka citanya.

Sebuah pesan telegraf membawa kabar duka bahwa putra dan menantu kami yang sangat kami cintai, W.H. DE GREVE, seorang insinyur pertambangan di Belanda, terbunuh dalam sebuah kecelakaan ketika sedang bertugas di Sumatra, di sungai Indragiri. F. De Greve & W. R. Van Hoëvell.”

Derasnya hempasan Batang Kuantan mengakhiri hidupnya pada 22 Oktober 1872. Ia pun dimakamkan oleh masyarakat setempat di Jorong Koto Hilie Nagari Durian Gadang Afdeling Sawalunto/Sijunjung.

De Greve memang mati muda, namun ekpedisi batu bara tetap dilanjutkan. Hasil penelitian de Greve diikuti oleh P. van Diest, yang berhasil menentukan kualitas batu bara Ombilin.

Pada 1875, R.D.M. Verbeek melakukan penyelidikan intensif. Ia menemukan cadangan batu bara di bawah tanah sebanyak 205 juta ton di daerah Sungai Durian, Sigalut, Sugar Plant, Tanah Hitam, dan Perambahan (Verbeek, 1875).

Meskipun tidak menikmati hasil risetnya, De Greve turut mengantarkan eksplorasi besar-besaran batu bara di akhir abad ke-19 di bawah perusahaan Landsbedrijf de Oembilin Steenkolenontginning – atau dalam literatur sejarah kerap ditulis dengan nama Ombilin Mijnen (Narny & Sufyan, 2015; Erman, 2005).

De Greve pun turut andil dengan hadirnya jalur rel kereta api yang menghubungkan daerah-daerah di Sumatera Barat.

Masing-masing titik-titik itu terkoneksi dan mempunyai andil besar dalam distribusi batu bara, barang-jasa, dan manusia dari Sawahlunto dan berakhir di Pelabuhan Emmahaven (kini: Pelabuhan Teluk Bayur).

Untuk menghargai jasanya, pemerintah Hindia Belanda menamai suatu taman di Gemeente Padang dengan nama Taman De Greve, yang terletak di dekat Kantor Javasche Bank.

Di sampingnya berdiri monumen yang diberi nama De Greve. Namun pascakemerdekaan monumen itu raib.

Selain itu, naamanya juga diabadikan dalam salah satu dermaga di tepian Batang Arau, “De Grevekade”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com