KOMPAS.com - Cut Nyak Dien adalah tokoh pejuang perempuan yang berasal dari Aceh.
Cut Nyak Dien merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang ikut berjuang melawan penjajah Belanda di Aceh.
Sampai titik darah penghabisan Cut Nyak Dien terus berjuang memberantas penjajah Belanda dan mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.
Berikut ini bentuk perjuangan Cut Nyak Dien.
Baca juga: Mengapa Cut Nyak Dien Melakukan Perlawanan terhadap Belanda?
Bentuk perjuangan Cut Nyak Dien dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah dengan melawan penjajah Belanda ketika Perang Aceh meletus pada 1873.
Hal yang melatarbelakangi keterlibatan Cut Nyak Dien dalam perang melawan Belanda adalah tewasnya sang suami ketika berada di medan perang.
Suami Cut Nyak Dien adalah Teuku Ibrahim Lamnga, putra dari Teuku Po Amat, seorang Uleebalang Lam Nga XIII.
Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga ketika usianya masih menginjak 12 tahun.
Sejak menikah, Cut Nyak Dien kerap ditinggal oleh sang suami pergi berperang melawan kolonial Belanda di Aceh.
Setelah berbulan-bulan pergi, Ibrahim pulang untuk menyerukan perintah mengungsi serta mencari tempat perlindungan yang aman.
Atas perintah itu, Cut Nyak Dien bersama dengan penduduk lainnya berbondong-bondong meninggalkan daerah Lam Padang pada 29 Desember 1875.
Tiga tahun berselang, Cut Nyak Dien diberi kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia ketika sedang berperang.
Berita kematian sang suami pun membuat Cut Nyak Dien sempat terpuruk.
Akan tetapi, ia kembali bangkit dan bertekad melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Pada 1880, Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar.