Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Sekutu dan Seteru di Republik Romawi Kuno

Kompas.com - 28/10/2023, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Romawi kuno aman dan damai ketika tiga pemimpin itu bersatu. Cives bangga dengan penaklukan Legatus Cesar. Dana disandang oleh bandar Crassus. Pompeius mengamankan pasukannya dan memengaruhi senat.

Sepertinya SPQR bahagia. Pemimpin dan rakyat menunjukkan kolaborasi dengan perannya masing-masing. Tapi itu hanya sementara.

Ketika terjadi perselisihan ketiganya, Romawi goncang. Politik, sosial dan ekonomi porak poranda.

Baik Crassus maupun Pompeius sepertinya tidak bahagia dengan popularitas Cesar yang naik terus. Prestasi penaklukan Gaul membuat ketokohan Cesar laiknya dewa di mata dan telinga cives Romani.

Mereka mengelu-elukan Cesar setiap saat. Dua tokoh itu tidak merasa aman dengan prestasi dan ketenaran Cesar. Telinga dan hati Crassus dan Pompeius panas, iri, dan cemburu.

Maka, Crassus dan Pompeius berusaha menghalangi kebesaran Cesar dan melucuti kekuasaannya di Romawi.

Keberadaan Cesar di Gaul sulit dikendalikan, karena legion di bawah Cesar loyal. Satu-satunya cara adalah Senat memanggil pulang Cesar, bagaimana caranya tanpa legion supaya tidak berbahaya.

Crassus sendiri ingin membuktikan bahwa dirinya juga bisa menaklukkan wilayah luar Romawi. Maka dengan uang dan pengaruhnya, dia berangkat menaklukkan Parthia.

Dalam salah satu pertempuran di Carrhea dia terbunuh. Ada banyak anekdot dan rumor bagaimana Crassus terbunuh.

Satu kisah menceritakan musuhnya memaksa dia untuk minum emas mendidih sebagai simbol keserakahannya.

Kekayaan dan dominasi Crassus dalam ekonomi di Republik Romawi memang kokoh. Dengan kekayaan itu dia memengaruhi senat dan rakyat. Politik dikendalikan oleh uang. Politik uang bahasanya sekarang.

Cesar memenuhi panggilan senat, pulang dari Gaul menuju Roma. Namun, kepulangannya dikawal legionnya.

Dalam banyak kisah yang dramatis, dia dan legionnya menyeberangi sungai Rubicon. Maka istilah dalam bahasa Inggris menyebut "crossing Rubicon", yang merujuk pada siapnya ia menangung risiko dan tidak akan menyesal.

Artinya dengan membawa tentara, menyeberang Rubicon berarti menantang musuh-musuhnya di kota Roma.

Cesar menantang perang saudara. Kata-kata yang terkenal diucapkan oleh Cesar dalam mengutip istilah drama Yunani adalah: Alea eacta Est (taruhan sudah terjadi, dadu sudah dilempar, maju terus).

Sepadan dengan istilah Jawa, sedumuk batuk, senyari bumi, ditohi pati. Satu sentuhan di kening, sejari tanah, dibela dengan nyawa, berani mati. Sudah kadung maju, pantang mundur.

Perang saudara tidak terelakkan. Pompeius melarikan diri ke Yunani. Dikejar Cesar sampai Pharsalus.

Pompeius dan legionnya kalah dan lari ke Mesir. Di sana dia dipenggal kepalanya oleh orangnya Ptolemeus, Fir’aun Mesir.

Setelah dua sekutu sekaligus rivalnya Crassus dan Pompeius terbunuh, Cesar diangkat sebagai diktator oleh senat. Namun, senat pun tidak bahagia, mereka bersekongkol untuk menusuk-nusuk Cesar ramai-ramai hingga tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com