KOMPAS.com - Adam Malik adalah mantan wakil presiden ke-3 Indonesia, dengan masa jabatan sejak 1978 hingga 1983.
Sebelumnya, Adam Malik juga sempat menjadi ketua parlemen, menteri luar negeri, presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Banda, dan jurnalis.
Dalam sejarah kariernya, Adam Malik sempat dicurigai menjadi agen Central Intelligence Agency atau CIA.
Lalu, apakah benar Adam Malik anggota CIA?
Baca juga: Di Mana Naskah Supersemar yang Asli?
Adam Malik sempat disebut-sebut menjadi agen CIA atau Dinas Rahasia Amerika Serikat.
Bahkan, Adam Malik dikatakan sebagai pejabat tertinggi yang pernah direkrut CIA di Indonesia.
Keterlibatan Adam Malik sebagai agen CIA ini disebutkan oleh wartawan New York Times, Tim Weiner, dalam bukunya yang bertajuk Legacy of Ashes, History of the CIA.
Dalam buku itu Weiner menuliskan pernyataan pejabat tinggi CIA, Clyde McAvoy, dalam wawancara yang dilakukan pada 2005.
McAvoy mengatakan bahwa ia bertemu dengan Adam Malik pada 1964, setahun sebelum prahara mengenai G30S terjadi pada 1965.
McAvoy menyampaikan, “Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik”.
Setelah merekrut Adam Malik, McAvoy mendapat persetujuan untuk meningkatkan program rahasia guna mendorong persetujuan operasi rahasia di Indonesia.
Baca juga: Adam Malik: Kehidupan, Karier, dan Kontroversi CIA
Terutama mengenai persaingan di spektrum politik kanan-kiri.
Setelah direkrut menjadi agen CIA, Adam Malik bertugas untuk menggulingkan Soekarno dan menumpas PKI.
Lebih lanjut, pada pertengahan Oktober 1965, Adam Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior ke Duta Besar AS, Bob Martens.
Utusan yang dikirim Adam Malik ini diberi sebuah daftar nama 67 pemimpin PKI.
Lebih lanjut, seorang wartawan News State Agency bernama Kathy Kadane juga menjelaskan di dalam penelitiannya, bahwa ada daftar 5.000 nama anggota PKI yang disusun CIA dan diberikan kepada seorang bernama Kim Adhyatman.
Dari Kim, daftar itu kemudian diserahkan kepada Adam Malik.
Lalu, oleh Adam Malik diserahkan kepada Soeharto.
Kim sendiri tidak membantah hasil penelitian Kathy yang menyebutkan bahwa ia diberi daftar nama anggota PKI.
Kim mengatakan, daftar itu diterimanya dari staf bagian politik Amerika Serikat, Edward Masters.
Namun katanya, ia tidak tahu persis apakah daftar itu kemudian jatuh ke tangan Soeharto atau tidak.
Meskipun sejumlah informasi beredar mengenai keterlibatan Adam Malik sebagai CIA, klaim ini diragukan oleh seorang sejarawan bernama Asvi Marwan Adam.
Asvi mengatakan bahwa klaim ini tidak didukung dengan adanya bukti-bukti yang kuat.
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.