Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabai Nan Aluih, Aksi Balas Dendam atas Kematian Sang Ayah

Kompas.com - 03/08/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu cerita rakyat Minangkabau yang cukup populer adalah Sabai Nan Aluih.

Sabai Nan Aluih adalah cerita rakyat dari Padang Tarok, Baso, Agam, Sumatera Barat.

Cerita ini mengusung tema kepahlawanan yang ditulis oleh Tulis Sutan Sati.

Bagaimana cerita lengkap Sabai Nan Aluih?

Baca juga: Plakat Panjang, Larangan Peperangan di Minangkabau

Kisah Sabai Nan Aluih

Sabai Nan Aluih adalah nama anak perempuan dari Rajo Babanding dan Sadun Saribai.

Cerita ini mengisahkan tentang aksi kepahlawanan Sabai Nan Aluih dalam membalaskan dendam kematian sang ayahnya kepada musuhnya yang bernama Rajo Nan Panjang.

Konon ceritanya, di suatu tempat di daerah Padang, hiduplah suami istri dan kedua anaknya.

Sepasang suami istri itu bernama Rajo Babanding dan Sadun Saribai.

Mereka dikaruniai satu anak laki-laki bernama Mangkutak Alam dan satu anak perempuan bernama Sabai Nan Aluih.

Kedua ini memiliki karakter yang sangat berbanding terbalik.

Sabai memiliki karakter yang senang membantu ibunya bekerja di rumah, sedangkan Mangkutak lebih sering bermain layang-layang di luar rumah.

Sabai digambarkan sebagai seorang gadis cantik dan rupawan.

Bahkan kecantikannya ini berhasil membuat para pemuda di kampungnya terkesima, termasuk Raja Nan Panjang.

Raja Nan Panjang adalah seorang yang sangat disegani di Kampung Situjuh.

Saking terkesimanya dengan kecantikan Sabai, Raja Nan Panjang mengirimkan pengawalnya ke rumah Raja Babanding untuk melamar Sabai Nan Aluih.

Namun, ternyata lamaran itu ditolak dan Raja Babanding justru mengajak Raja Nan Panjang bertanding.

Tanpa berpikir lama, Raja Nan Panjang menerima tantangan tersebut.

Ia kemudian datang bersama dengan pengawalnya dan perkelahian pun terjadi.

Baca juga: Cerita Rakyat Bulu Pamali

Raja Babanding dan Raja Nan Panjang terus berkelahi.

Hingga akhirnya, Raja Babanding terkena peluru salah satu pengawal Raja Nan Panjang yang secara tiba-tiba muncul dari semak-semak.

Alhasil, Raja Babanding jatuh tak berdaya dan tewas di tempat.

Kejadian ini dilihat oleh seorang gembala yang kemudian pergi ke rumah Raja Babanding untuk memberitahukan kejadian ini kepada keluarganya.

Sesampainya di kediaman Raja Babanding, sang gembala bertemu dengan Sabai dan memberitahukan kejadian yang menimpa Raja Babanding.

Sabai kemudian segera berlari ke tempat kejadian.

Di tengah perjalanan, Sabai bertemu dengan Raja Nan Panjang dan pengawalnya.

Sabai pun bertanya tentang kecurangan yang dilakukan Raja Nan Panjang, tetapi sang raja hanya tertawa seakan mengejek kematian Raja Babanding.

Sabai yang tidak kuat menahan amarah pun langsung menarik pelatuk senapan yang ia bawa dari rumah dan menembak Raja Nan Panjang tepat di dadanya.

Sabai kemudian langsung berlari menuju tempat ayahnya.

Dengan perasaan yang sangat sedih Sabai tersungkur melihat sang ayah sudah tidak bernyawa lagi.

 

Referensi:

  • Ananda, Sheina. (2013). Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jakarta: Anakkita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com