Sedyatmo meraih puncak kariernya setelah menemukan teknik atau sistem bangunan pondasi yang ia beri nama cakar ayam.
Ia menemukan teknik pondasi cakar ayam pada 1962. Temuannya ini tentunya sangat memberi sumbangan bagi dunia teknik sipil di Indonesia, bahkan dunia.
Sebab, teknik ini dapat diterapkan meskipun kondisi tanahnya lembek. Selain itu, teknik cakar ayam juga membuat pembangunan gedung lebih hemat biaya dan mempercepat waktu pengerjaaan.
Teknik cakar ayam pada mulanya ia terapkan dalam pembangunan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya.
Kemudian, teknik ini juga diterapkan pada bangunan landasan udara Polonia, Medan.
Sedyatmo juga menerapkan teknik pondasi cakar ayam di Bandara Soekarno Hatta, khususnya pada taxiway dan apron-nya.
Teknik pembangunan pondasi ini kemudian semakin berkembang dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia hingga mancanegara.
Beberapa negara yang mengadopsi teknik pembangunan pondasi cakar ayam adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Baca juga: Pecinan Semarang: Sejarah, Bangunan Khas, dan Pasar Semawis
Referensi: