Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sedyatmo, Penemu Sistem Pondasi Cakar Ayam yang Mendunia

Dalam mendirikan sebuah bangunan, tentunya harus memiliki pondasi kuat.

Pondasi bangunan yang buruk tentunya akan berakibat terhadap kerusakan lebih besar, seperti retak dinding, kemiringan bangunan, hingga runtuhnya bangunan.

Oleh karena itu, dalam membangun pondasi, dibutuhkan teknik yang tepat dan akurat sehingga bangunan akan memiliki umur panjang.

Permasalahan dalam pondasi bangunan tersebut dijawab oleh seorang insinyur kelahiran Indonesia bernama Sedyatmo.

Profil Sedyatmo

Sedyatmo adalah seorang priyayi dengan gelar raden mas. Ia merupakan putra kelahiran Solo pada 24 Oktober 1909.

Ia mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Setamat dari HIS, ia melanjutkan pendidikan di Mulo, Solo.

Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Algemeene Middelbare School Yogyakarta.

Meskipun telah melanjutkan jenjang pendidikan di beberapa tempat, Sedyatmo masih haus akan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung.

Ia mengenyam pendidikan di ITB yang saat itu masih bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng dengan mengambil jurusan teknik sipil.

Setelah lulus dari ITB, ia mulai berkarya dalam bidang kontruksi bangunan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan membangun apron di Bandara Soekarnoi Hatta.

Atas jasanya yang begitu banyak dalam bidang teknik sipil melalui berbagai proyek bangunan di Indonesia, Sedyatmo kemudian diberi gelar kehormatan Mahaputra Kelas I oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 1984.

Ia meninggal dunia ketika menginjak usia 74 tahun, tepatnya pada 15 juli 1984, karena sakit tumor leher.

Penemuan teknik pondasi cakar ayam

Sedyatmo memiliki julukan si kancil karena dikenal sebagai insinyur yang banyak akalnya, termasuk dalam menemukan teknik pondasi.

Sedyatmo meraih puncak kariernya setelah menemukan teknik atau sistem bangunan pondasi yang ia beri nama cakar ayam.

Ia menemukan teknik pondasi cakar ayam pada 1962. Temuannya ini tentunya sangat memberi sumbangan bagi dunia teknik sipil di Indonesia, bahkan dunia.

Sebab, teknik ini dapat diterapkan meskipun kondisi tanahnya lembek. Selain itu, teknik cakar ayam juga membuat pembangunan gedung lebih hemat biaya dan mempercepat waktu pengerjaaan.

Teknik cakar ayam pada mulanya ia terapkan dalam pembangunan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya.

Kemudian, teknik ini juga diterapkan pada bangunan landasan udara Polonia, Medan.

Sedyatmo juga menerapkan teknik pondasi cakar ayam di Bandara Soekarno Hatta, khususnya pada taxiway dan apron-nya.

Teknik pembangunan pondasi ini kemudian semakin berkembang dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia hingga mancanegara.

Beberapa negara yang mengadopsi teknik pembangunan pondasi cakar ayam adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.

Referensi:

  • Floriberta. (2005). 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia Di Abad 20. Yogyakarta: Narasi.
  • https://properti.kompas.com/read/2018/07/05/132653221/profesor-sedyatmo-tokoh-di-balik-sistem-pondasi-cakar-ayam?page=all, diakses pada 11 April 2023 pukul 20.00 WIB.
  • http://repository.uin-malang.ac.id/1950/2/1950.pdf, diakses pada 11 April 2023 pukul 20.00 WIB.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/13/110000379/sedyatmo-penemu-sistem-pondasi-cakar-ayam-yang-mendunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke