KOMPAS.com – Seni pahat adalah suatu cabang dari seni rupa yang merupakan bentuk ekspresi kebudayaan pada suatu masyarakat.
Seni pahat merupakan seni rupa yang cukup populer di Nusantara. Hampir setiap daerah di Indonesia, memiliki bentuk seni pahat dengan kekhasan masing-masing.
Beberapa daerah yang memiliki seni pahat adalah masyarakat Batak, Nias, Jawa, hingga Papua.
Papua memiliki ragam seni pahat yang merupakan bentuk kebudayaan suku bangsanya.
Salah satu seni pahat yang paling populer dari Papua adalah seni pahat Suku Asmat.
Seni pahat dari Suku Asmat berbeda dari suku lain di Papua dalam citra perwujudannya.
Namun, pada umumnya, seni pahat suku-suku Papua memiliki kegunaan relatif sama.
Baca juga: Suku-Suku Asli papua
Dikutip dari Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara Jilid I, karya seni pahat suku Asmat diwariskan secara turun temurun sejak masa prasejarah.
Perkembangan zaman dan adanya interaksi ke luar turut mempengaruhi perkembangan seni Suku Asmat.
Tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal saja, perkembangan seni suku Asmat juga dipengaruhi faktor internal yang turut memberi kekhasan pada seni pahat kelompok lainnya.
Meskipun memiliki perbedaan dalam citra perwujudannya, seni pahat Papua mempunyai latar belakang kegunaan yang sama.
Seni pahat digunakan oleh masyarakat suku Asmat sebagai wujud ekspresi serta kepercayaan mereka.
Seni pahat suku Asmat sangat dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap makhluk supranatural yang menjadi bagian dalam kehidupan sosial mereka, utamanya adalah roh nenek moyang.
Selain sebagai ekspresi kepercayaan, seni pahat juga digunakan sebagai sarana memenuhi kebutuhan estetika atau keindahan dalam jiwa senimannya.
Latar belakang itu memicu munculnya dua jenis besar dari seni pahat suku Asmat, yaitu seni pahat yang berkaitan dengan kepercayaan dan seni pahat sebatas ekspresi estetika.
Baca juga: Suku Asmat, Suku Asli Papua
Seni pahat ekspresi kepercayaan utamanya berkaitan dengan nenek moyang dan flora-fauna.
Seni rupa nenek moyang yang dihasilkan oleh para seniman pahat Asmat ini disebut dengan mbis, biasanya berupa manusia yang kadang dipadukan dengan hewan dan tumbuhan.
Di antaranya adalah seni rupa tumbuhan yang dipadukan dengan roh nenek moyang berbentuk pohon berdiri maupun rebah, ada yang bercabang, bentuk tonggak, dan lain sebagainya.
Biasanya, jika dalam bentuk pohon berdiri tegak atau bercabang, terdapat ukiran-ukiran berupa manusia yang melambangkan arwah para nenek moyang.
Umumnya, bahan yang digunakan untuk seni pahat Asmat adalah kayu dan batu. Namun, kadang kala sering ditemui bahan kayu yang mudah lapuk.
Baca juga: Maha Karya Seni Pahat Gading Tertua
Jenis seni pahat ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan estetika seniman atau masyarakat.
Tidak ada unsur kepercayaan dalam seni pahat ini, sehingga bentuknya pun semakin lepas dari ikatan-ikatan kepercayaan layaknya jenis pahat sebelumnya.
Karena tidak adanya ikatan kepercayaan, bentuk seni pahat Asmat ini dapat beragam yang disesuaikan dengan minat pemesan ataupun keinginan para senimannya.
Biasanya, seni pahat yang berjenis ini hanya digunakan sebagai perhiasan atau pakaian.
Oleh karena itu, jenis ini juga disebut dengan seni pahat murni.
Baca juga: Tertua di Dunia, Seni Pahatan Bergambar Unta Ini Ada di Arab Saudi
Referensi: