Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muasal Kaki Lima, ada Utak-atik Bahasa

Kompas.com - 26/03/2023, 22:33 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Kaki lima adalah sebutan bagi pedagang yang menggelar jualannya di trotoar, tempet keberadaan pejalan kaki.

Muasal kaki lima sedikitnya berasal dari dua sumber cerita.

Pertama, kaki lima berasal dari penamaan jumlah kaki pedagang dan keranjang pikulan beserta alat pemikulnya.

Pada masa itu, sekitar 1800-an, pedagang memikul dua keranjang berisi barang jualannya ke mana-mana dengan berjalan kaki.

Kaki pedagang dihitung dua.

alat pemikul dihitung satu.

Dua keranjang yang dipikul dihitung punya dua kaki.

Waktu itu, para pedagabg belum mengenal gerobak dorong.

Baca juga: Sentra Kaki Lima di Area Car Free Day Sepi, Hanya Ada Pedagang Baju dan Aksesori HP

Kaki lima

Para pedagang kaki lima (PKL) yang disterilkan dari kawasan wisata Kota Tua Tangerang lebih memilih berjualan kucing-kucingan daripada pindah ke Lokasi Binaan (lokbin), Minggu (31/1/2023).KOMPAS.com/Ellyvon Pranita Para pedagang kaki lima (PKL) yang disterilkan dari kawasan wisata Kota Tua Tangerang lebih memilih berjualan kucing-kucingan daripada pindah ke Lokasi Binaan (lokbin), Minggu (31/1/2023).

Sumber literatur di laman Kompas.com edisi 28 Desember 2022 menyebut bahwa pedagang kaki lima menjual berbagai macam barang.

Pendek kata, pedagang kaki lima menjual makanan hingga barang bekas.

Kedua, frasa "kaki lima" merujuk pada kebijakan Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles pada 1863.

Kala itu, Raffles melakukan revitalisasi trotoar yang memberi ruang bagi para pedagang.

Salah satunya adalah dengan penataan ruang petak untuk pedagang berukuran lima kaki (five feet).

Satu kaki adalah 30 cm.

Frasa "kaki lima" sejatinya bisa dipandang sebagai utak-atik bahasa.

Dalam hal ini, Bahasa Melayu, saat Raffles berkuasa.

Di dalam Bahasa Melayu ada komposisi membuat frasa dengan kata keterangan mengawali objek.

Alhasil, terjemahannya menjadi "kaki lima" bukan "lima kaki".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com