Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Prostitusi di Indonesia, Terjadi Sejak Era Kolonial

Kompas.com - 20/01/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Lalu, pada periode awal kolonial Belanda, pria-pria Eropa yang ingin memuaskan hasrat, biasanya akan mulai mempekerjakan pelacur atau selir dari wanita pribumi.

Alasan para wanita ini melakukan aksi prostitusi adalah karena adanya masalah keuangan.

Sebab, pada awal masa kolonial, kondisi perekonomian sempat mengalami krisis sehingga  membuat banyak buruh kehilangan pekerjaan mereka.

Akibatnya, banyak dari mereka yang menjadi gelandangan, kerja serabutan, dan melakukan aksi prostitusi demi memenuhi kebutuhan hidup.

Baca juga: Siapa Wanita Pertama yang Terkenal dengan Riasan Eyeshadow?

Perkembangan

Pada awal tahun 1800-an, praktik prostitusi mulai meluas, terkhususnya di daerah Batavia (sekarang Jakarta).

Pada masa kolonial, Batavia merupakan pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang sekaligus berperan sebagai kota pelabuhan, kota perdagangan, dan menjadi titik awal lintasan kereta api di Jawa.

Dengan memiliki kedudukan yang penting dan strategis, Batavia pun berkembang pesat dan dinamis, baik dari segi pemerintahan maupun ekonomi, terlebih setelah diterapkannya UU Agraria pada 1870.

Sayangnya, di balik dampak positif itu, berkembangnya Batavia juga diikuti dengan meningkatnya praktik prostitusi hingga akhir tahun 1800.

Kemudian, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, terjadi krisis ekonomi hebat di dunia, yang secara tidak langsung berdampak besar di Hindia Belanda.

Akibat dari krisis ekonomi itu, sebagian besar aktivitas perekonomian pun terganggu. Akibatnya, banyak orang berusaha untuk tetap mendapat penghasilan supaya bisa bertahan hidup.

Salah satu cara mereka bertahan hidup adalah dengan melakukan praktik prostitusi.

Pada masa pendudukan Jepang, wanita-wanita Indonesia yang dijadikan budak seksual disebut dengan Jugun Ianfu.

Di awal pendudukan mereka, kondisi para Jugun Ianfu terbilang cukup terjamin, mulai dari makanan, obat, dan sebagainya.

Akan tetapi, memasuki tahun 1943, kondisi mulai berubah, karena pemerintah Jepang menerapkan jatah makanan yang cukup ketat untuk Jugun Ianfu di Indonesia.

Akibatnya, banyak Jugun Ianfu Indonesia merasa tertekan hingga mengalami sakit, baik fisik atau mental.

Pada 1945, ketika Jepang sudah pergi dari Indonesia, para Jugun Ianfu dibebaskan.

Kendati begitu, sampai saat ini, aksi prostitusi masih terus berlangsung di Indonesia.

 

Referensi:

  • Syahfrullah, Appridzani. (2020). Seks dan Modernitas: Transformasi Tempat Prostitusi di Jawa Pada Abad XX. Jurnal Wanita&Keluarga. Vol. 1, Juli 2020.
  • Arsip Nasional Republik Indonesia. (1998). Penerbitan Naskah Sumber: Perjuangan Mempertahankan Jakarta Masa Awal Proklamasi: Kesaksian Para Pelaku Peristiwa. Jakarta: ANRI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com