Hal ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan di dalam tarian tersebut.
Umumnya, tari Remo menampilkan kisah tentang pangeran yang sedang berjuang dalam medan pertempuran, sehingga sisi maskulin pria sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
Baca juga: Tari Merak: Sejarah dan Maknanya
Dulunya, tari Remo hanya digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk.
Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari Remo mengalami perkembangan, dari pembuka menjadi tarian penyambutan tamu. Khususnya tamu-tamu kenegaraan.
Selain itu, tari Remo juga kerap ditampilkan dalam berbagai festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur.
Oleh sebab itu, saat ini tari Remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, tetapi juga para penari wanita.
Jika ditampilkan oleh para wanita, umumnya para penari akan menggunakan kostum yang berbeda dari kostum tari Remo asli seperti yang dipakai para penari pria.
Pada 1998, didirikan Laboratorium Tari Remo oleh salah seorang staf pengajar di Yayasan Kesenian Bina Tari Jawa Timur bernama Dini Ariati.
Di laboratorium ini setiap pengunjung akan diajarkan beraneka ragam gaya Tari Remo.
Referensi: