KOMPAS.com - Tari sakral merupakan seni pertunjukan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Biasanya, tari sakral dilaksanakan ketika upacara adat. Para penari pun mengenakan pakaian adat saat mementaskan tari sakral.
Berikut adalah penjelasan tentang tarian sakral beserta contohnya.
Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang: Sejarah, Makna, dan Pelaksanaan
Kata sakral memiliki makna suci, kesucian, magis, dan pantang dilanggar, sehingga apabila dilanggar akan mendatangkan bahaya.
Secara makna, tari sakral merupakan sebuah tarian yang dianggap suci, memiliki kekuatan magis, dan harus mengikuti aturan.
Setiap pementasan tari sakral diwajibkan untuk melakukan suatu ritual sebagai bentuk penghormatan.
Biasanya, tari sakral dipentaskan pada saat akan melaksanakan suatu ritual atau upacara keagamaan.
Dalam agama Hindu, terdapat beberapa tarian yang dianggap sakral.
Adapun setiap pementasannya dihubungan dengan makna pelaksanaan dalam upacara keagamaan.
Ada beberapa contoh tari sakral, di antaranya adalah:
Tari Rejang merupakan tarian yang dipentaskan pada saat upacara Deva Yajna.
Para penari rejang adalah wanita yang belum menginjak dewasa atau belum pada tahap menstruasi.
Tari Baris disimbolkan sebagai tarian prajurit yang biasanya dilakukan oleh laki-laki ketika upacara keagamaan.
Tarian ini merupakan sebuah tarian persembahan para pejuang dan senjata mereka selama perayaan di Pura.
Selain itu, tarian ini juga diperuntukkan menyambut Dewa dan leluhur yang kembali ke dunia.