Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Prasasti Kebantenan I, II, III, IV, dan V

Kompas.com - 27/12/2022, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Prasasti Kebantenan merujuk pada lima lempeng tembaga yang berisi pesan dari periode pemerintahan Prabu Siliwangi.

Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja adalah raja terhebat dari Kerajaan Pajajaran yang memerintah antara 1482-1521.

Semua isi Prasasti Kebantenan ditulis menggunakan aksara dan bahasa Sunda Kuno.

Prasasti ini ditemukan di Desa Kebantenan, di Bekasi bagian selatan pada 1867.

Saat ini, Prasasti Kebantenan I, II, III, IV, dan V disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Berikut isi Prasasti Kebantenan I, II, III, IV, dan V.

Baca juga: Prasasti Cane dan Riwayat Desa Tertua di Lamongan

Isi Prasasti Kebantenan I

Prasasti Kebantenan I atau Prasasti Jayagiri terbuat dari lempeng tembaga berukuran panjang 21,5 cm dan lebar 6,5 cm.

Dua sisi lempengan prasasti ini memuat pesan yang menyebut nama Rahyang Niskala Wastu Kancana, kakek dari Prabu Siliwangi.

Prasasti Kebantenan I berisi tanda peringatan dari Rahyang Niskala Wastu Kancana kepada putranya, Hyang Ningrat Kancana, kemudian kepada raja yang berkuasa di Pakuan Pajajaran untuk mengurus dayeuhan di Jayagiri dan Sunda Sembawa.

Disebutkan pula tentang larangan memungut berbagai macam pajak dari penduduk di wilayah tersebut karena mereka memegang teguh ajaran agama dan memelihara dewasasana (tempat bersemayam para dewa).

Baca juga: Isi Prasasti Walandit dari Kawasan Bromo Tengger

Isi Prasasti Kebantenan II

Prasasti Kebantenan II berisi tentang pengukuhan tanah dewasasana di Sunda Sembawa dengan batas-batas yang telah ditentukan oleh raja di Pakuan, yakni Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.

Batas-batasnya, di sebelah timur dari Ciraub sampai Sanghyang Salila, di barat dari Ruseb sampai Munjul, terus ke Cibakekeng, Cihonje, sampai ke muara Cimuncang, kemudian di selatan dari hutan Comon.

Tanah tersebut tidak dapat diganggu karena merupakan sanggar pemujaan milik raja.

Prasasti Kebantenan II juga menyebutkan bahwa sepanjang jalan besar ke arah hulu merupakan tanah larangan yang disediakan untuk para wiku (pendeta).

Baca juga: Prabu Siliwangi, Raja Terhebat Kerajaan Pajajaran

Isi Prasasti Kebantenan III

Prasasti Kebantenan III berisi pengukuhan dari raja di Pakuan Pajajaran atas kabuyutan di Sunda Sembawa dengan harapan ada yang mengurus, tidak mengurangi, merintangi atau mengganggu.

Pelanggar yang masuk daerah itu harus dibunuh karena tempat tersebut adalah kediaman para wiku atau pendeta.

Isi Prasasti Kebantenan IV

Prasasti Kebantenan IV berisi pengukuhan tanah dewasasana di Gunung Samaya dengan batas-batas yang telah ditentukan oleh raja di Pakuan Pajajaran yang memiliki gelar lengkap Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Sri Sang Ratu Dewata.

Batas dewasasana tersebut di timur yakni di Ciupih, di barat Cilebu, di selatan jalan besar.

Tanah tersebut merupakan sanggar pemujaan milik raja yang tidak boleh diganggu, dimasuki, bahkan dilarang keras memungut berbagai macam pajak.

Baca juga: Kerajaan Pajajaran: Berdirinya, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Isi Prasasti Kebantenan V

Dibandingkan dengan empat lempengan lainnya, Prasasti Kebantenan V tulisannya sangat tipis dan sudah aus.

Selain itu, tulisannya juga sulit terbaca karena tampaknya digoreskan pada lempeng bekas prasasti lama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com