Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pohon Natal dan Maknanya

Kompas.com - 22/12/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu ciri khas dari perayaan Natal adalah pemasangan pohon Natal yang umumnya berasal dari pohon cemara.

Seperti yang diketahui, umat Kristiani biasa menggunakan pohon cemara berwarna hijau sebagai penggambaran pohon Natal.

Biasanya, pohon ini akan dihiasi dengan berbagai ornamen Natal dan lampu kerlap-kerlip yang membuatnya tampak lebih indah dan bercahaya.

Ukuran pohon Natal juga beraneka ragam, ada yang besar hingga kecil. Pohon Natal biasa dipasang di dalam rumah.

Baca juga: Christmas Truce, Gencatan Senjata Saat Natal Perang Dunia I

Sejarah Pohon Natal

Menangkal kejahatan

Jauh sebelum agama Kristen menyebar, tumbuhan serta pepohonan yang bisa tetap hijau sepanjang masa memiliki arti khusus bagi manusia di musim dingin.

Sama halnya seperti orang-orang zaman sekarang yang menghias rumah mereka dengan pohon cemara atau sejenisnya sebagai simbol perayaan Natal.

Di banyak negara, pepohonan dipercaya dapat menjauhkan penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.

Oleh sebab itu, banyak orang percaya dengan memasang berbagai pohon di kediaman mereka dapat menangkal kejahatan.

Baca juga: Sejarah Hari Raya Nyepi

Menyembah Dewa Ra

Pada zaman dulu, orang Mesir Kuno menyembah dewa yang disebut Dewa Ra.

Dewa Ra dipercaya berkepala elang dan mengenakan matahari sebagai piringan yang menyala di mahkotanya.

Konon, dulu Dewa Ra pernah mengalami sebuah sakit yang cukup parah.

Namun, perlahan-lahan kondisinya mulai pulih.

Sebagai bentuk ucapan syukur, orang-orang Mesir Kuno pun memenuhi rumah mereka dengan berbagai daun palem hijau yang melambangkan kemenangan atas kematian.

Menghormati Dewa Saturnus

Sementara itu, orang Romawi menyembah Dewa Saturnus, dewa pertanian.

Pada masa itu, bangsa Romawi tahu bahwa titik balik matahari memiliki arti bahwa pertanian dan kebun segera menjadi hijau dan berbuah segar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com