Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Pohon Natal dan Maknanya

Seperti yang diketahui, umat Kristiani biasa menggunakan pohon cemara berwarna hijau sebagai penggambaran pohon Natal.

Biasanya, pohon ini akan dihiasi dengan berbagai ornamen Natal dan lampu kerlap-kerlip yang membuatnya tampak lebih indah dan bercahaya.

Ukuran pohon Natal juga beraneka ragam, ada yang besar hingga kecil. Pohon Natal biasa dipasang di dalam rumah.

Sejarah Pohon Natal

Menangkal kejahatan

Jauh sebelum agama Kristen menyebar, tumbuhan serta pepohonan yang bisa tetap hijau sepanjang masa memiliki arti khusus bagi manusia di musim dingin.

Sama halnya seperti orang-orang zaman sekarang yang menghias rumah mereka dengan pohon cemara atau sejenisnya sebagai simbol perayaan Natal.

Di banyak negara, pepohonan dipercaya dapat menjauhkan penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.

Oleh sebab itu, banyak orang percaya dengan memasang berbagai pohon di kediaman mereka dapat menangkal kejahatan.

Menyembah Dewa Ra

Pada zaman dulu, orang Mesir Kuno menyembah dewa yang disebut Dewa Ra.

Dewa Ra dipercaya berkepala elang dan mengenakan matahari sebagai piringan yang menyala di mahkotanya.

Konon, dulu Dewa Ra pernah mengalami sebuah sakit yang cukup parah.

Namun, perlahan-lahan kondisinya mulai pulih.

Sebagai bentuk ucapan syukur, orang-orang Mesir Kuno pun memenuhi rumah mereka dengan berbagai daun palem hijau yang melambangkan kemenangan atas kematian.

Menghormati Dewa Saturnus

Sementara itu, orang Romawi menyembah Dewa Saturnus, dewa pertanian.

Pada masa itu, bangsa Romawi tahu bahwa titik balik matahari memiliki arti bahwa pertanian dan kebun segera menjadi hijau dan berbuah segar.

Untuk mensyukuri peristiwa itu, orang Romawi mendekorasi rumah dan kuil mereka dengan menggunakan dahan cemara.

Lebih lanjut, di Eropa Utara, para pendeta Celtic Kuno juga menghiasi kuil mereka menggunakan dahan cemara sebagai simbol kehidupan abadi.

Didorong dari kisah-kisah tersebut, maka pohon cemara dianggap sebagai lambang dari kehidupan abadi.

Jerman menjadi pelopor pohon Natal

Menurut beberapa sejarawan, kemungkinan besar pohon Natal berasal dari wilayah Alsace pada abad ke-16 silam. Alsace dulunya bagian dari negara Jerman.

Sebab, sebagian orang Kristen Jerman yang taat membawa pulang sebuah pohon hias ke rumah mereka.

Beberapa orang ada yang membangun piramida Natal dari kayu dan menghiasinya dengan pohon cemara.

Dalam kisah lain diceritakan tradisi pohon Natal dan hiasannya berawal dari Martin Luther, seorang reformis Protestan.

Pada 1882, ketika sedang berjalan di malam hari, Luther terkesima karena melihat sebuah kelap-kelip bintang dari sela-sela pepohonan.

Luther pun terinspirasi ingin menghadirkan sinar-sinar itu dengan memasang lilin ke sebuah pohon yang berada di rumahnya.

Setelah itu, imigran Jerman membawa tradisi tersebut ketika sedang bermukim di negara lain.

Pada abad ke-18, pohon Natal sudah mulai tersebar di seluruh Eropa. 

Setelah itu, popularitas pohon Natal terus mengalami perkembangan hingga ke negara-negara lainnya.

Makna pohon Natal

Bagi umat Kristiani, makna dari pohon Natal adalah tanda lahirnya Tuhan Yesus Kristus ke dunia.

Ranting dan semak pohon dipandang sebagai lambang keabadian dan melambangkan mahkota duri yang digunakan Yesus di kepalanya saat akan dipaku di kayu salib.

Selain itu, setiap hiasan yang digunakan untuk memperindah pohon Natal juga dipercaya memiliki makna tersendiri, misalnya kedamaian, cinta, kebaikan, kegembiraan, kebaikan, dan kesetiaan.

Lebih lanjut, proses menghias pohon Natal juga menyimpan makna tersendiri, yakni memberi seluruh keluarga waktu yang berharga dalam kebersamaan.

Setiap anggota keluarga yang menghias pohon Natal mendapat kesempatan untuk mengucapkan harapan untuk selalu hidup sehat dan menyenangkan.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/22/110000679/sejarah-pohon-natal-dan-maknanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke