JAKARTA, KOMPAS.com - Mendoan atau tempe mendoan sudah mengemuka sebagai penganan rakyat Banjarnegara, termasuk dalam kawasan Banyumas Raya sejak satu abad lebih.
Kendati begitu, mendoan kian moncer namanya justru pada sekitar 1960-an.
Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menurut tulisan sumber bacaan di laman Kompas.com edisi 8 September 2022, sosok Nyonya Sutrisno masuk dalam jajaran pelopor kondangnya nama mendoan.
Baca juga: Tempe Mendoan, Kisah Filosofi Pahlawan
Dengan toko camilannya, Nyonya Sutrisno memperkenalkan tempe mendoan hingga keluar dari kawasan Banyumas Raya.
Sementara di Kabupaten Banjarnegara, sebagaimana catatan Telusur Nusantara pada 9 Desember 2022, nama mendoan kian tenar lantaran pegiat UMKM kuliner bernama Sarwono memperkenalkan produknya, Mendoan Raksasa sejak 4 Desember 2009.
Telusur Nusantara dalam perjalanan awalnya pada Agustus 2022 merupakan kelompok pegiat media sosial Twitter.
Ada lima pegiat Twitter di dalam Telusur Nusantara yakni Caroline Sitorus - Manners, Sinta Soemardijono, Cut Dewi, Rian Zairianto, dan Ari Buulolo.
Telusur Nusantara dalam partisipasinya berbagi informasi secara nyata supaya anak muda mampu menyerap lautan informasi secara tepat guna.
Ada lima perhatian Telusur Nusantara dalam melaksanakan programnya.
Kelimanya adalah Swara Muda Nusantara, Swara Desa Nusantara, Swara Perempuan Nusantara, Swara Kasih Nusantara, dan Swara Cipta Nusantara.
Disebut "raksasa" karena tempe mendoan buatan Sarwono punya ukuran 13 cm x 30 cm.
Bandingkan dengan ukuran kelaziman tempe mendoan biasa yang cuma 5 cm x 10 cm.
Sarwono menjual tempe mendoan raksasa, sejak pertama hingga sekarang, di pelataran depan alias emperan RS Emanuel, Klampok, Banjarnegara.
Mendoan
Catatan tertulis pasti tentang tempe mendoan memang belum bisa ditemukan.