KOMPAS.com - Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang bertakhta sejak 1293 hingga 1309 M.
Sebelum menjadi petinggi Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya lebih dulu bekerja sebagai panglima perang di Kerajaan Singasari.
Ketika Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya harus melakukan perjalanan panjang demi membalaskan dendamnya.
Niatan dendam tersebut kemudian dipermudah setelah datangnya pasukan Mongol di Singasari.
Lalu, bagaimana cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Kerajaan Singasari?
Baca juga: Raden Wijaya, Pendiri Kerajaan Majapahit
Cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di Singasari adalah dengan bersekutu bersama mereka.
Kerajaan Singasari mulai mengalami kejatuhan akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1292.
Jayakatwang menyerang Kertanegara karena dihasut untuk membangkitkan Kerajaan Kediri, yang telah dihancurkan oleh Ken Arok, pendiri Singasari pada 1222.
Jayakatwang menyerang Kerajaan Singasari sejak bulan Mei hingga Juni 1292.
Waktu itu, Raden Wijaya diperintah oleh mertuanya, Raja Kertanegara, yang merupakan pemimpin Kerajaan Singasari untuk menghadapi serangan dari musuh bersama pasukan Singasari.
Akan tetapi, pada akhirnya Kerajaan Singasari runtuh sehingga Raden Wijaya bersama ketiga sahabatnya, yaitu Sora, Nambi, dan Ranggalawe melarikan diri.
Mereka kemudian diperbolehkan berlindung di Sumenep oleh Arya Wiraraja.
Atas saran serta bantuan dari Arya, Raden Wijaya mengaku ingin mengabdikan diri bekerja bersama Jayakatwang dan diterima.
Dia kemudian diberi sebuah wilayah yang bernama Hutan Tarik.
Ketika sedang membabat Hutan Tarik untuk dijadikan pedesaan, Raden Wijaya menemukan buah maja yang memiliki rasa sangat pahit.