Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pemberantasan Buta Huruf, demi Rakyat Sejahtera

Kompas.com - 14/10/2022, 18:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Buta huruf atau buta aksara adalah kondisi seseorang dengan ketidakmampuan membaca.

Pemberantasan buta huruf atau buta aksara sebagaimana sumber literatur dari Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Perpustakaan Nasional di laman perpusnas.go.id menjadi salah satu program penting pemerintah Indonesia.

Baca juga: Lantik 619 Kepala Sekolah SD SMP, Bupati Jember Minta Jemput Bola Tangani Buta Huruf

Bahkan pemberantasan buta aksara atau buta huruf sudah berjalan sejak Indonesia diperinah oleh Presiden Pertama, Soekarno.

Presiden Soekarno mencanangkan program Pemberantasan Buta Huruf (PBH) atau buta aksara pada 14 Maret 1948.

Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Pencangan pengentasan buta aksara di Pantai Bakaro Manokwari, Selasa (31/5/2022)Adlu Raharusun Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Pencangan pengentasan buta aksara di Pantai Bakaro Manokwari, Selasa (31/5/2022)

Sampai dengan 1945 usai, jumlah penduduk Indonesia ada di posisi angka 61 juta orang.

Dari jumlah itu, 90 persennya buta huruf atau buta aksara.

Pada tahap pertama, Presiden Soekarno sendiri yang menjadi pengajar pertama pemberantasan buta huruf atau buta aksara.

Rakyat sejahtera

Dibantu pembangunan rumah, Sri Hartuti guru tidak tetap SDN Pandean yang inggal di rumah tidak layaj dan berdampingan dengan kandang kambing ini mengaku akan tetap meneruskan memberikan pelajaran membaca kepada siswa dan oran tua siswa yang kebanyakan buta huruf.KOMPAS.COM/SUKOCO Dibantu pembangunan rumah, Sri Hartuti guru tidak tetap SDN Pandean yang inggal di rumah tidak layaj dan berdampingan dengan kandang kambing ini mengaku akan tetap meneruskan memberikan pelajaran membaca kepada siswa dan oran tua siswa yang kebanyakan buta huruf.

Pemberantasan buta aksara maupun buta huruf bertujuan demi rakyat sejahtera.

Kemampuan membaca dipercaya akan membebaskan rakyat dari kemiskinan.

Pemberantasan buta aksara atau buta huruf yang membebaskan rakyat dari kemiskinan akan meningkatkan kemampuan menaikkan tingkat kesejahteraan.

Saat ini menurut data pada sumber bacaan di laman kemendikbud.go.id rilisan 12 Desember 2020, sampai dengan 2020 usai, pemberantasan buta aksara atau buta huruf tinggal menyisakan 1,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Baca juga: Hari Aksara Internasional 2022: 2,7 Juta Orang Indonesia Masih Buta Aksara

Dalam rerata jumlah, pada masa yang sama, 2020 usai, jumlah penduduk buta huruf atau buta aksara ada 3,2 juta orang.

Jumlah penduduk Indonesia sampai dengan 2020 berakhir mencapai 273,5 juta orang.

Sedikitnya, ada 4 fokus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi untuk pemberantasan buta huruf maupun buta aksara.

Suyatmi (paling kanan) dan Kiryanti (paling kiri) membaca surat untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Hari Aksara Internasional di Kabupaten Magelang, Kamis (3/11/2016).Kompas.com/Ika Fitriana Suyatmi (paling kanan) dan Kiryanti (paling kiri) membaca surat untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Hari Aksara Internasional di Kabupaten Magelang, Kamis (3/11/2016).

Pertama, fokus pada inovasi cara pendidikan pemberantasan buta huruf maupun buta aksara.

Kedua, fokus pada pemutakhiran terus-menerus data tentang jumlah rakyat yang masih buta huruf atau buta aksara.

Ketiga, memberi perhatian atau fokus pada peningkatan jaringan pemberantasan buta aksara atawa buta huruf.

Keempat, fokus pada daerah-daerah di Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk buta huruf atau buta aksara yang masih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com