Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenian yang Berkembang pada Masa Bercocok Tanam

Kompas.com - 12/10/2022, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan manusia praaksara.

Perubahan besar dan sangat pesat salah satunya terjadi pada bidang kesenian.

Lantas, bagaimana kesenian yang berkembang pada masa bercocok tanam?

Baca juga: Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan pada Masa Bercocok Tanam?

Seni suara dan seni tari

Kesenian dikenal oleh masyarakat praaksara sejak zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.

Saat itu, mulai berkembang seni lukis, yang dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan di dinding gua tempat manusia purba tinggal.

Pada masa berikutnya, yakni masa bercocok tanam, kesenian mengalami perkembangan pesat dan tidak lagi terbatas pada seni lukis.

Pada masa bercocok tanam, manusia mulai hidup menetap dan mampu mengolah lahan pertanian.

Oleh karena kehidupannya telah menetap dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari tempat tujuan selanjutnya, manusia memiliki banyak waktu senggang yang kemudian dimanfaatkan untuk menyalurkan dan mengembangkan jiwa seninya.

Pada masa panen padi atau tibanya kelompok pemburu, diduga manusia purba senang melakukan sambutan dengan upacara tarian dan nyanyian.

Sayangnya, kesenian dalam bentuk nyanyian dan tarian memang sulit untuk dibuktikan keberadaannya, berbeda dengan seni rupa.

Baca juga: Revolusi Kebudayaan pada Zaman Neolitikum di Indonesia

Walaupun bukti yang meyakinkan tidak dapat ditemukan, kiranya dapat diduga bahwa pada masa bercocok tanam telah berkembang semacam tarian sakral yang berhubungan erat dengan kehidupan keagamaan.

Tarian yang sudah tercipta diperkirakan menggunakan gerakan tangan dan kaki yang masih sangat sederhana.

Bukti yang berkaitan dengan lagu atau nyanyian juga sulit ditemukan, tetapi masyarakat masa itu telah mengenal bahasa sederhana sebagai alat komunikasi, sehingga tidak mustahil bagi seni suara untuk berkembang.

Seni ragam hias

Selain peralatan dari batu yang telah dihaluskan, salah satu hasil budaya pada masa bercocok tanam adalah gerabah.

Gerabah adalah peralatan rumah tangga seperti tempat menyimpan makanan, memasak, dan menyimpan air, yang terbuat dari tanah liat.

Baca juga: Tradisi Gerabah pada Masa Prasejarah di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com