Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Lukis pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut

Kompas.com - 19/07/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada masa berburu (hunting) dan mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat lanjut, manusia praaksara sudah tinggal di dalam gua.

Mereka tinggal di dalam gua dengan tujuan agar terhindar dari adanya panas, hujan, serta marabahaya lainnya.

Di dalam gua inilah, manusia purba juga meninggalkan beberapa lukisan pada dinding-dinding gua yang mereka tinggali.

Lantas, bagaimana seni lukis yang ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut?

Baca juga: Ciri-ciri Kehidupan pada Masa Berburu Tingkat Lanjut

Lukisan pada dinding gua

Masa berburu dan mengumpulkan makanan ada pada zaman Mesolitikum Akhir.

Pada masa ini, ternyata manusia praaksara sudah cukup menghasilkan beberapa kebudayaan meskipun belum mengalami perkembangan yang pesat.

Salah satu kebudayaan yang dilahirkan adalah kesenian, khususnya seni lukis.

Biasanya, manusia praaksara akan melukis di dalam gua-gua tempat mereka tinggal.

Lukisan ini menggambarkan tentang sebuah pengalaman, perjuangan, serta harapan hidup mereka, seperti cap-cap tangan dengan cat warna merah, hitam, atau putih.

Di antaranya ada gambar cap-cap tangan dengan cara merentangkan jari-jari tangan di atas permukaan dinding atau dinding karang, yang kemudian ditaburi atau disiram dengan cat merah.

Lukisan-lukisan ini menjadi bukti sejarah keberadaan manusia praaksara pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.

Lewat lukisan ini, mereka juga ingin menggambarkan bagaimana kehidupan sosial-ekonomi serta alam kepercayaan masyarakat yang ada pada masa itu.

Baca juga: Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Lokasi penemuan

Pada 1950, salah seorang sejarawan, yaitu C.H.M. Heeren-Palm, menemukan sebuah lukisan dinding di dalam Gua Pattae, Maros, Sulawesi Selatan.

Di dinding gua itu ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor babi rusa sedang melompat dengan panah yang tertancap di bagian jantungnya.

Adanya lukisan ini memberi gambaran tentang bagaimana cara manusia praaksara pada zaman itu bertahan hidup, yakni dengan memburu hewan-hewan di sekitarnya.

Selain itu, ditemukan juga berbagai cap-cap tangan dengan jari-jarinya direntangkan dan diwarnai menggunakan cat merah.

Banyak peneliti yang menganggap lukisan di Gua Maros ini adalah lukisan tertua di dunia, karena usianya mencapai 45.500 tahun.

Bukti lukisan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut tidak hanya dapat ditemukan di beberapa gua daerah Sulawesi Selatan, melainkan juga di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional Indonezia: Zaman Prasejarah di Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com