JAKARTA, KOMPAS.com - Mangrove adalah tanaman yang tetap menjadi andalan pencegah abrasi.
Catatan bahan literatur dari Kompas.com edisi 12 September 2022 menunjukkan bahwa abrasi adalah pengikisan bagian daratan oleh terpaan ombak laut.
Mangrove yang lazim disebut bakau ditanam secara sengaja di tepi pantai.
Tak hanya sebagai pencegah abrasi, hutan mangrove terbukti menjadi tempat tinggal alias rumah berjenis-jenis flora dan fauna.
Baca juga: 9 Jenis Tanaman Mangrove dan Faktornya
Andalan
Di Indonesia penanaman mangrove menjadi tugas penting dari dua kementerian sekaligus.
Kedua kementerian itu adalah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kementerian-kementerian tersebut, sudah barang tentu, mengggandeng pihak-pihak terkait, termasuk swasta dan lembaga swadaya masyarakat (NGO).
KLH ikut berperan, contohnya, pada penanaman 18.000 bibit mangrove di Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, dan Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) bersama PT Asahimas Chemical (ASC), 27 September 2022.
Selanjutnya, pada laman menklhk.go.id terdapat informasi data penuntasan program penanaman mangrove 2021.
Luasan hutan mangrove di Indonesia besarnya 3,31 juta hektar.
Angka ini adalah 20 persen dari total luasan hotan mangrove dunia.
Berikutnya, data termutakhir dari laman kkp.go.id menunjukkan bahwa sampai dengan 2021 usai, KKP sudah menanam 2,66 juta batang mangrove di seluruh Indonesia.
Ada 32 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang menjadi lokasi penanaman mangrove oleh KKP.
Tercatat, penanaman mangrove atau bakau berlangsung dengan sistem padat karya.
Melalui sistem padat karya penanaman mangrove, ada serapan hingga 3.972 tenaga kerja.