Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Dakwah Penyebaran Islam di Nusantara dalam Bidang Pendidikan

Kompas.com - 31/08/2022, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Untuk memperluas ajaran Islam di Nusantara, para ulama melakukan strategi dakwah.

Strategi dakwah penyebaran Islam di Nusantara dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya melalui bidang pendidikan.

Berikut ini strategi dakwah penyebaran ajaran Islam di Nusantara melalui bidang pendidikan:

Baca juga: Strategi Dakwah Wali Songo

Mendirikan pesantren

Strategi dakwah penyebaran Islam di Nusantara dalam bidang pendidikan adalah melalui pesantren, masjid, surau, atau mushola.

Pesantren pertama di Indonesia adalah Pesantren Sidogiri yang didirikan pada 1718 oleh Sayyid Sulaiman dengan dibantu Kiai Aminullah.

Sebelum berdakwah, para tokoh Islam yang dikenal sebagai Wali Songo akan terlebih dahulu membangun sarana dakwah, salah satunya langgar atau masjid.

Langgar atau masjid ini akan dibangun di dekat rumah-rumah yang mereka tinggali.

Tujuannya untuk memudahkan mereka dalam menyebarkan ajaran Islam.

Baca juga: Sejarah Pondok Pesantren dan Perjuangan Kemerdekaan

Seiring berjalannya waktu, ketika dakwah mereka diteirma oleh masyarakat, maka dibangunlah sebuah sarana pendidikan berupa pondok pesantren.

Pondok pesantren kemudian digunakan untuk menampung warga sekitar atau orang dari berbagai daerah lain yang hendak belajar tentang ilmu Islam bersama para wali.

Di pesantren, ajaran Islam yang diberikan kepada para murid adalah ilmu aqidah, hadis, fiqih, dan tafsir.

Selain itu, mereka juga diajarkan ilmu ketatanegaraan, ekonomi, pertanian, dan bela diri.

Tujuan pendidikan pesantren adalah untuk menghasilkan pendakwah yang tangguh.

Orang-orang yang belajar kepada para wali di pondok pesantren, disebut sebagai santri.

Para santri yang dianggap sudah mampu mengajar atau melanjutkan penyebaran ajaran Islam, akan dipersilakan kembali ke kampung halaman masing-masing.

Lewat cara ini, maka ajaran Islam bisa terus disebarkan hingga ke penjuru daerah Indonesia.

Hal ini juga yang mendorong berdirinya pondok-pondok pesantren di daerah lain di Nusantara.

Baca juga: Mengapa Jombang Disebut Kota Santri? 

Referensi:

  • Kementerian Agama. Dakwah Islam dengan Kearifan dan Kedamaian di Nusantara. Kementerian Agama.
  • Sunyoto, Agus. (2016). Atlas Walisongo. Tangerang Selatan: Pustaka Ilman
  • Noviyanti, Dian. (2019). Walisongo the Wisdom, Syiar 9 Wli Selama 1 Abad. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com