Setelah itu, Manuk Si Nanggur Dawa kembali memasukkan boneka manusia ke dalam bakul dan tidak boleh dibuka sebelum empat hari.
Akan tetapi, Tuan Banua Koling berulang kali membuka bakul sebelum empat hari.
Kemudian, boneka manusia itu menjelma menjadi hantu air bernama Sidangbela.
Pada percobaan ketiga, boneka manusia itu pun berubah wujud menjadi gadis cantik dan dijadikan istri Tuan Banua Koling.
Sementara itu, di Kayangan, istri Tuan Bagunda Raja hamil dan melahirkan anak perempuan bernama Dibata Kaci-Kaci.
Adapun tugas dari Dibata Kaci-Kaci adalah mendamaikan dua kakaknya.
Di sisi lain, istri Tuan Banua Koling hamil dan melahirkan 14 orang anak yang terdiri dari tujuh laki-laki dan tujuh perempuan.
Tuan Banua Koling kemudian membunuh seluruh anaknya karena tidak mau bekerja.
Akibatnya, anak-anak yang dibunuh menjelma menjadi tujuh matahari dan tujuh bulan.
Keadaan tersebut membuat bumi panas di siang hari dan sangat dingin ketika malam hari.
Tuan Banua Koling kemudian membunuh enam matahari dan enam bulan, sehingga tersisa satu matahari dan satu bulan seperti yang kita ketahui saat ini.
Setelah itu, istri Tuan Banua Koling hamil lagi dan memperoleh delapan anak sekaligus.
Mereka merawat seluruh anaknya dengan penuh kasih sayang.
Setelah dewasa, delapan anak Tuan Banua Koling kemudian menempati satu penjuru mata angin dan bersama-sama memelihara keselamatan bumi dan penghuninya.
Baca juga: Legenda Putri Hijau, Perang Dua Kerajaan Sumatera Utara
Referensi: