Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi KH Sholeh Darat As-Samarani

Kompas.com - 10/08/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - KH Sholeh Darat merupakan ulama besar yang lahir di Jepara pada tahun 1820.

Ia merupakan ulama yang diriwayatkan menjadi guru KH Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah).

KH Sholeh Darat juga menjadi salah satu ulama yang mendapat izin atau lisensi untuk mengajar di Mekkah, Arab Saudi.

Setelah dari Mekkah, KH Sholeh Darat mendirikan Pesantren di Darat, Semarang dan mengabdikan diri pada dakwah Islam hingga ia meninggal dunia pada tahun 1903.

Kehidupan Awal

KH Sholeh Darat lahir di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara pada tahun 1820.

Ketika lahir, ia diberi nama Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani oleh ayahnya, Kiai Umar.

Kiai Umar sendiri adalah seorang pejuang kemerdekaan dan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro di pesisir utara Jawa Tengah.

Ketika masih kecil KH Sholeh Darat mendapat pendidikan awal ilmu agama dan Al-Qur'an dari ayahnya.

Setelah itu, KH Sholeh Darat kemudian merantau ke beberapa tempat di Jawa untuk menuntut ilmu. Salah satunya adalah belajar ilmu fiqih di Pesantren Waturoyo, Kajen, Pati milik Kiai M. Syahid.

Selain itu, KH Sholeh Darat juga berguru dengan KH Raden Haji Muhammad Shaleh bin Asnawi di Kudus.

KH Sholeh Darat juga berguru ilmu nahwu dan sharaf kepada KH Ishak Damaran di Semarang.

Selain KH Ishak Damaran, di Semarang KH Sholeh Darat juga berguru dengan KH. Abu Abdillah Muhammad bin Hadi Buquni, KH. Ahmad Bafaqih Ba’alawi, dan Syekh Abdul Ghani Bima.

KH Sholeh Darat juga berguru dengan Mbah Ahmad Alim Bulus dari Purworejo. Di Purworejo, KH Sholeh Darat mempelajari ilmu tasawuf dan tafsir Al-Qur'an.

Mengajar Di Mekkah

Setelah itu, KH Sholeh Darat merantau ke Mekkah, Arab Saudi untuk menimba ilmu agama Islam.

Di Mekkah, ia berguru kepada Syekh Muhammad al Muqri, Syekh Ahmad Nahrawi, Sulaiman Hasbullah al-Makki, dan Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan.

Selama berada di Mekkah, KH Sholeh Darat semakin berkembang pengetahuan ilmunya, hingga ia mendapat pengakuan.

KH Sholeh Darat kemudian terpilih menjadi salah satu pengajar di Mekkah. Di saat itulah, KH Sholeh Darat kemudian bertemu dengan Mbah Hadi Girikusumo yang berasal dari Demak.

Mbah Hadi Girikusumo kemudian mengajak KH Sholeh Darat kembali ke tanah air dan mengamalkan ilmunya di sana.

Meski demikian, ajakan Mbah Hadi sempat ditolak oleh KH Sholeh Darat. Namun, Mbah Hadi tetap nekat membawa KH Shole Darat.

Mbah Hadi kemudian menculik KH Sholeh Darat hingga berhasil kembali ke Jawa.

Berdakwah di Jawa

Sekembalinya di Tanah Air, KH Sholeh Darat kemudian mendirikan pesantren baru di Darat, Semarang pada tahun 1870-an.

KH Sholeh Darat sibuk dengan urusan dakwah Islam dan menulis berbagai kitab. Salah satu karyanya adalah Kitab Faid Ar-Rahman.

Kitab Faid Ar-Rahman merupakan kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur'an yang paling terkenal dari karya KH Sholeh Darat.

Kitab tersebut membuat RA Kartini, seorang pejuang wanita tertarik kepada Kiai Sholeh Darat.

Ketika RA Kartini menikah, KH Sholeh Darat kemudian memberikan Kitab Faid Ar-Rahman sebagai hadiahnya.

Ada riwayat yang menyatakan bahwa KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH Ahmad Dahlan, seorang pendiri Muhammadiyah pernah belajar agama Islam kepada KH Sholeh Darat.

Selain berdakwah agama Islam, KH Sholeh Darat menulis beberapa kitab, seperti Majmu’at Syari’at al-Kafiyat li al-Awam.

Kitab Majmu’at Syari’at al-Kafiyat li al-Awam ini membahas persoalan fiqih dengan pendekatan hakikat dan ma'rifat.

Selain itu, ada juga kitab Mujiyat Metik Saking Ihya’ Ulum al-Din al-Ghazali yang berisi tentang pelajaran etika dan mengendalikan hawa nafsu.

KH Sholeh Darat juga sempat menerkemahkan kitab Al-Hikam karya ulama Ahmad bin Athoilah yang menbahas terkait permasalahan thoriqot dan tasawuf.

Meninggal dunia

Selain itu ada beberapa kitab karangan KH Sholeh Darat, yakni:

  • Lathaif al-Thaharah: Membahas tentang rahasia sholat, puasa, keutamaan bulan Muharram, Rajab, dan Sya'ban
  • Manasik al-Haj: Membahasa terkait tuntunan dan tata cara ibadah haji
  • Pasolatan: membahas permasalahan sholat
  • Minhaj al-Atkiya’: Membahas terkait cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Al-Mursyid al-Wajiz: Membahas ilmu Al-Qur'an dan Ilmu Tajwid

Hampir semua karya KH Sholeh Darat ditulis dalam bahasa Jawa dan menggunakan huruf Arab atau Pegon.

KH Sholeh Darat fokus mengabdikan dirinya pada perkembangan agama Islam hingga ia meninggal dunia pada tahun 1903 di Semarang.

 

Referensi:

  • Ulum, Amirul. (2016). KH Muhammad Sholeh Darat al-Samarani: Maha Guru Ulama Nusantara. Yogyakarta: Global Press.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com