Setelah berdiskusi sengit, akhirnya sang raja menerima nasehat Tande Wakil untuk membuang Alamsyah ke hutan.
Di hutan, Alamsyah dirawat oleh seekor kera sakti hingga ia tumbuh menjadi lelaki dewasa.
Si Kera Sakti mengajarkan sopan santun dan tata krama kepada Alamsyah, sehingga ia tumbuh menjadi pemuda yang baik.
Suatu ketika, Alamsyah berjumpa dengan seorang kakek. Setelah bertegur sapa, akhirnya si kakek tahu bahwa Alamsyah adalah putra raja.
Si kakek lantas membawa Alamsyah untuk kembali ke Istana kerajaan di Tanah Alas.
Dalam perjalanan, Alamsyah diberitahu bahwa kerajaan telah diambil alih oleh pamannya.
Paman Alamsyah memerintah dengan sewenang-wenang. Sang paman bahkan membuang ibu Alamsyah ke sebuah gubug di dalam hutan.
Alamsyah kemudian berniat menemui pamannya dan meminta memerintah secara adil dan memperhatikan ibunya.
Tiba di Istana, si paman tidak menyukai kedatangan Alamsyah yang meminta haknya sebagai raja.
Paman tersebut kemudian memperlakukan Alamsyah dengan sangat buruk. Ia diperintahkan bekerja secara paksa.
Hingga suatu ketika prajurit yang disuruh menjaga Alamsyah dijebak dan dibuang ke dalam jurang yang dalam.
Untungnya, si Alamsyah selamat dan ditolong oleh jin baik yang bernama Siah Ketambe.
Siah Ketambe kemudian memberitahu kepada Alamsyah bahwa pamannya menghendaki ia mati.
Setelah itu Siah Ketambe menginginkan Alamsyah memiliki ilmu beladiri supaya bisa menjaga diri dan menolong orang-orang.
Akhirnya, Alamsyah belajar ilmu beladiri dan kesaktian kepada Siah Ketambe hingga berhasil menguasainya.