Hal itu dilakukan untuk menyucikan diri dan taklimat terhadap para pasukannya.
Setelah selesai, Teungku Peukan dan pasukannya mulai bergerak ke Blang Pidie yang jaraknya 20 kilometer dari tempat mereka.
Pada akhirnya, Teungku Peukan dan pasukannya sampai di Blang Pidie pada 11 September 1926 menjelang fajar.
Sebelum memulai penyerangan, Teungku Peukan dan pasukannya melakukan taklimat dan mengatur kembali strategi penyerangan.
Teungku Peukan kemudian membagi pasukannya menjadi tiga sektor yang setiap sektornya dipimpin oleh seorang panglima.
Begitu siap, pasukan Teungku Peukan melancarkan serangan kejutan.
Pasukan Belanda yang terkejut karena serangan mendadak pasukan Teungku Peukan, tidak siap melawan dan melarikan diri.
Baca juga: Biografi Sarwo Edhie Wibowo: Tokoh yang Berperan dalam Penumpasan G30S
Saat itu, sebagian besar pasukan Belanda masih dalam keadaan istirahat.
Peristiwa 11 September 1926 merupakan penyerangan yang menelan banyak korban jiwa, baik dari pihak pejuang maupun Belanda.
Karena merasa pasukan Belanda kocar-kacir, Teungku Peukan merasa kemenangan segera datang kepada pihaknya.
Teungku Peukan kemudian mengumandangkan azan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas keberhasilan serangannya.
Saat itulah, seorang tentara Belanda melepaskan saty tembakan yang membuat Teungku Peukan meninggal dunia.
Teungku Peukan meninggal dunia pada Jumat, 11 September 1926.
Referensi: