Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Kompas.com - 12/07/2022, 12:17 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Punden berundak

Benda peninggalam zaman megalithikum yang berbentuk anak tangga, berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan dianggap suci, dinamakan punden berundak.

Arca batu

Arca batu adalah pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud dari nenek moyang.

Sejarah zaman megalitikum

Ada yang mengatakan bahwa tradisi megalitik berasal dari daerah Laut Tengah, sebagian lainnya percaya berasal dari Mesir.

Teori yang diakui adalah teori Von Heine Geldern, yang mengatakan bahwa tradisi megalitik berasal dari daerah Tiongkok Selatan dan disebarkan oleh bangsa Austronesia.

  1. Berdasarkan bentuk peninggalannya, budaya megalitikum terbagi menjadi dua, yaitu:
  2. Megalith Tua, menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dan dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunannya adalah menhir, punden berundak-undak, arca-arca statis.
  3. Megalith Muda, menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunannya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga, sarkofagus dan arca-arca dinamis.

Sedangkan berdasarkan masanya, tradisi megalitik dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Tradisi megalitikum yang berasal dari masa prasejarah dan umumnya berupa monumen yang tidak dipakai lagi.
  2. Tradisi megalitikum yang masih berlanjut dan umumnya ditemukan di daerah Nias, Toraja, Sumba, Sabu, Flores, dan Timor.

 

Kepercayaan zaman megalitikum

Pada zaman megalitikum, masyarakat telah mengenal kepercayaan, meskipun masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.

Masyarakatnya percaya bahwa arwah nenek moyang yang telah meninggal masih terus hidup di dunia arwah.

Mereka juga meyakini bahwa kehidupannya sangat dipengaruhi oleh arwah nenek moyang.

Perlakuan baik terhadap arwah nenek moyang yang meninggal dipercaya akan menghindarkan dari ancaman, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Alasan Sangiran Jadi Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO

Ciri-ciri zaman megalitikum

  1. Masyarakatnya menggunakan dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu besar
  2. Berkembang dari zaman neolitikum hingga zaman perunggu
  3. Masyarakatnya mengenal kepercayaan animisme
  4. Masyarakatnya mengenal teknik bercocok tanam dan beternak
  5. Masyarakatnya menerapkan tradisi gotong royong

 

Referensi:

  • Sukendar, Haris. (1998). Album Tradisi Megalitik di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com