KOMPAS.com - Shafwan bin Umayyah adalah putra dari Umayyah bin Khalaf, seorang pembesar kaum kafir Quraisy yang tewas dalam Perang Badar pada tahun 624.
Awalnya, ia tidak memiliki masalah akan adanya ajaran baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW di Mekkah.
Namun, setelah ayahnya tewas, Shafwan menggantikan sebagai pemimpin Bani Jumah (klan kaum Quraisy yang dipimpin Umayyah bin Khalaf).
Sejak saat itu, timbul rasa permusuhan dan dendam dari diri Shafwan terhadap umat Muslim. Ia pun bersumpah tidak akan pernah menjadi pengikut Rasulullah.
Shafwan juga berkali-kali menyusun rencana pembunuhan terhadap Nabi Muhammad.
Namun, pada akhirnya, Shafwan memutuskan untuk menjadi seorang Muslim setelah melihat kebaikan dan kemuliaan Nabi Muhammad.
Baca juga: Umar bin Khattab, Sahabat yang Pernah Berniat Membunuh Rasulullah
Shafwan bin Umayyah merupakan putra dari pemimpin Bani Jumah, Umayyah bin Khalaf, dan Karima bint Ma'mar.
Awalnya, Shafwan sama sekali tidak terusik dengan datangnya Nabi Muhammad dan ajaran Islam yang disebarkannya.
Bahkan, ia tidak ikut bertempur bersama ayahnya dalam Perang Badar pada 624, antara kaum kafir Quraisy dengan umat Muslim.
Namun, setelah Umayyah bin Khalaf meninggal, Shafwan, yang harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai pemimpin Bani Jumah, merasa dendam terhadap umat Muslim.
Dalam riwayat disebut bahwa Shafwan memiliki kakak dan adik laki-laki, serta pernah menikah sebanyak lima kali.
Baca juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Rasulullah yang Paling Utama
Sepeninggal ayahnya, Shafwan bin Umayyah sempat berkonspirasi dengan sepupunya, Umair bin Wahab, untuk membunuh Rasulullah SAW.
Shafwan bahkan mau melunasi hutang Umair dan mengurus keluarganya, sementara Umair pergi ke Madinah dengan pedangnya yang telah diasah dan diracuni, untuk membunuh Nabi.
Namun, rencana itu gagal, karena setibanya di Madinah dan bertemu Rasulullah, Umair justru memeluk Islam dan kembali ke Mekkah dengan niat berdakwah.
Setelah itu, Shafwan kembali menyusun kekuatan dan bahkan menggalang dana untuk melawan Nabi Muhammad.