Menyadari hal itu, komandan Jepang meminta agar pihak China mengizinkan mereka masuk ke kota dan mencari prajuritnya.
Tentara China menolak permintaan itu, tetapi menawarkan pencarian prajurit Jepang dilakukan oleh pihaknya.
Meski komandan Jepang telah setuju, beberapa pasukan infanteri Jepang tetap berusaha masuk kota, yang membuat tentara China melepaskan tembakan untuk mengusir mereka.
Karena situasi semakin tidak terkendali, dua pihak sama-sama mendatangkan bala bantuan.
Adu senjata berlanjut hingga 8 Juli, di mana tentara China menyerang menggunakan meriam dan pihak Jepang mendatangkan tank ke Jembatan Marco Polo.
Ketika pertempuran masih berkecamuk di jembatan, perwakilan dua pihak mulai melakukan negosiasi di Beijing.
Baca juga: Perjanjian Shimonoseki, Lepasnya Korea dan Taiwan dari Tangan China
Setelah dilakukan perundingan, pihak China dan Jepang sepakat untuk mengakhiri pertempuran dengan beberapa syarat, di antaranya:
Sebagai gantinya, Jepang bersedia menarik diri dari wilayah Wanping dan Jembatan Marco Polo.
Perwakilan China dan Jepang menandatangani perjanjian ini pada 11 Juli 1937.
Namun, perjanjian damai tersebut pada akhirnya tidak diindahkan setelah hubungan dua belah pihak kembali memanas.
Bahkan, pada akhir Juli, Tentara Kekaisaran Jepang telah mengepung Tianjing dan Beijing.
Perang antara China dan Jepang terus membesar yang kemudian dikenal sebagai Perang China-Jepang II, yang berlangsung hingga 1945.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.