Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Hassan al-Banna, Pendiri Ikhwanul Muslimin

Kompas.com - 29/06/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Strategi dakwah

Selain berdakwah di masjid-masjid, Hassan al-Banna juga berdakwah ke tempat yang jarang digunakan para ulama untuk menyampaikan ilmunya.

Hassan al-Banna kerap berdakwah di warung-warung tempat orang beristirahat setelah bekerja dari pagi hari.

Tidak jarang juga Hassan al-Banna mendatangi majelis dakwahnya, meskipun harus berjalan sejauh 20 kilometer.

Dalam perjalanan, Hassan al-Banna sering mampir di desa-desa sambil mengobarkan semangat perjuangan dan persaudaraan Islam.

Dengan cara ini, Hassan al-Banna bisa menyatu dengan berbagai kalangan masyarakat tanpa pandang bulu.

Cara dakwah yang dilakukan al-Banna dipandang cukup berhasil dan membuat dirinya menjadi ulama besar yang disegani masyarakat.

Baca juga: Sejarah Singkat Pembaruan Islam di Mesir

Wafat

Pada sekitar 1948 dan 1949, tidak lama setelah kekalahan koalisi Arab dalam perang melawan Israel, konflik antara monarki Mesir dan Ikhwanul Muslimin memanas.

Posisi Ikhwanul Muslimin saat itu, yang banyak mendapat dukungan masyarakat Mesir, tidak disenangi Raja Farouk.

Monarki Mesir semakin merasa terancam, saat muncul rumor bahwa anggota militan Ikhwanul Muslimin sedang merencanakan kudeta terhadap pemerintahan Raja Farouk.

Alhasil, Perdana Menteri Mahmoud al-Nukrashi Pasha membubarkan Ikhwanul Muslimin pada Desember 1948 serta menyita aset dan memenjarakan beberapa anggotanya.

Menanggapi hal tersebut, beberapa anggota Ikhwanul Muslimin menjadi beringas. Salah satunya Abdel Meguid Ahmed Hassan, yang akhirnya berhasil membunuh Pasha.

Al-Banna sendiri mengecam tindakan Hassan dan menegaskan bahwa tidakan teror tidak sesuai ajaran Islam.

Pada 12 Februari 1949, Al-Banna bersama saudara iparnya, Abdul Karim Mansur, dijadwalkan bertemu dengan perwakilan pemerintah, Menteri Zaki Ali Pasha di markas Jama'iyyat al-Shubban al-Muslimeen di Kairo.

Baca juga: Mengapa Mayoritas Penduduk Mesir Tinggal di Sekitar Sungai Nil?

Akan tetapi, sang menteri tidak pernah muncul, sehingga pada pukul 17.00, Hassan al-Banna dan Abdul Karim memutuskan untuk pulang.

Namun, sewaktu sedang berdiri menunggu taksi, tiba-tiba mereka ditembak oleh dua orang misterius. Al-Banna pun tewas dalam peristiwa penembakan ini.

Banyak yang menduga bahwa pembunuhan terhadap Hassan al-Banna dilakukan oleh polisi rahasia Mesir suruhan Raja Farouk.

Tuduhan tersebut bukan tanpa alasan. Penembakan yang membuat Hassan al-Banna meninggal disinyalir sebagai aksi balas dendam monarki Mesir terhadap Ikhwanul Muslimin setelah salah satu anggotanya membunuh Perdana Menteri Pasha.

 

Referensi:

  • Barokah, Tim Al. (2015). Doa al-Ma'tsurat Hasan al-Banna. Yogyakarta: Media Pressindo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com