Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Guru Abdurrazak, Singa Podium dari Betawi

Kompas.com - 28/06/2022, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber NU Online

KOMPAS.com - Guru Abdurrazak adalah salah seorang ulama Betawi yang berperan besar dalam pendidikan Islam di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.

Ia lahir dari keluarga ulama. Guru Abdurrazak adalah putra dari Guru Muhammad Makmun sekaligus cucu dari Guru Muhammad Mughni, ulama besar Kuningan, Jakarta Selatan, dari pihak ibu.

Semasa hidup, Guru Abdurrazak dijuluki sebagai "singa podium", karena memiliki kemampuan berpidato yang hebat.

Berikut biografi singkat Guru Abdurrazak bin Makmun.

Baca juga: Biografi Guru Madjid, Guru Para Ulama Betawi

Kiprah pendirian madrasah

Guru Abdurrazak bin Makmun lahir pada Rabbiul Awal 1335 H atau 1916 Masehi.

Ia merupakan cucu dari Guru Muhammad Mughni, ulama besar di Kuningan, Jakarta Selatan.

Lahir di keluarga ulama dengan disiplin kuat dalam mengaji, Guru Abdurrazak tumbuh menjadi kiai yang disegani tidak hanya di wilayah Jakarta, tetapi juga di Mekkah.

Guru Abdurrazak pernah menggali ilmu agama hingga ke Mekkah, selama enam tahun, dan kemudian dikenal sebagai ahli ilmu fikih.

Salah satu cara Guru Abdurrazak memajukan pendidikan Islam adalah dengan mendirikan sebuah madrasah bernama Madrasah Raudhatul Muta'allimin pada 1945.

Cerita pendirian madrasah ini dimulai pada awal 1945, di mana Guru Abdurrazak bersama dua ulama Betawi, yaitu Ali Syibromalisi dan Abd. Syakur Khairy, mengikuti Mu'tamar Nahdlatul Ulama di PBNU Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur.

Beberapa hari sebelum berangkat, mereka berkumpul di rumah Abdul Rachim bin Jahip untuk mempersiapkan diri sebelum hadir di acara.

Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama

Setelah acara, Guru Abdurrazak mendapat amanat agar mendirikan sebuah madrasah guna memajukan agama, bangsa, dan negara, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.

Maka dari itu, Guru Abdurrazak dan dua rekan ulamanya mulai merealisasikan visi dan misi mereka untuk mendirikan lembaga pendidikan di Jakarta.

Keinginan mereka juga mendapat banyak dukungan dari para ulama lain, bahkan masyarakat merasa sangat antusias.

Modal awalnya adalah pembelian tanah di Kuningan Mampang. Setelah itu, mereka berusaha mendekati para pengusaha untuk memperluas tanah dan membangun madrasah di sekitar lokasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com