KOMPAS.com - Perang Menteng adalah perang yang dimaksudkan untuk mengusir orang-orang Belanda di bawah pimpinan Herman Warner Muntinghe.
Perang Menteng terjadi di Palembang pada 12 Juni 1819 di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II.
Penyebab terjadinya Perang Menteng adalah keinginan Belanda untuk menguasai Kesultanan Palembang.
Sayangnya, perang ini diakhiri dengan kekalahan Kesultanan Palembang.
Berikut sejarah Perang Menteng antara Kesultanan Palembang dan Belanda.
Baca juga: Sultan Mahmud Badaruddin II: Perjuangan dan Perang
Latar belakang Perang Menteng didorong oleh penemuan timah di Bangka pada pertengahan abad ke-18.
Sejak saat itu, Inggris dan Belanda telah mengincar Palembang untuk menjadi wilayah kekuasaan mereka.
Awal mula penjajahan ditandai dengan penempatan loji atau kantor dagang di Palembang. Loji pertama milik Belanda terletak di Sungai Aur.
Thomas Stamford Raffles, sebagai perwakilan Inggris, berusaha membujuk Sultan Badaruddin II agar mengusir Belanda dari Palembang.
Namun, Kesultanan Palembang dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam konflik antara Inggris dan Belanda.
Bersamaan dengan lepasnya Indonesia dari tangan Belanda pada awal abad ke-16, Inggris akhirnya berhasil menduduki Palembang dan membentuk sebuah perjanjian pada 14 Mei 1812.
Baca juga: Pengembalian Hindia Belanda dari Inggris (1816)
Kendati demikian, Belanda terus berusaha merebut Palembang dari tangan Inggris, yang diawali dengan ditandatanganinya Perjanjian London antara Belanda dan Inggris pada 13 Agustus 1814.
Lewat perjanjian ini, Inggris terpaksa harus menyerahkan Palembang kepada Belanda.
Belanda kemudian mengangkat Herman Warner Muntinghe sebagai komisaris di Palembang.
Sebagai komisaris baru di Palembang, Muntinghe mulai menjajah pedalaman wilayah Kesultanan Palembang.