KOMPAS.com - Istilah Nusantaria mungkin lebih asing di telinga dibandingkan Nusantara.
Kata "Nusa" adalah turunan dari bahasa Sanskerta yang berarti "pulau". Pada zaman dulu, istilah Nusantara merujuk pada kawasan pulau-pulau dan pantai-pantai yang mengakui kekuasaan dari Kerajaan Majapahit.
Pada masa Kerajaan Maapahit, Nusantara mencakup sebagian besar wilayah Indonesia masa kini, sebagian Filipina, pantai Vietnam bagian tengah, dan Semenanjung Malaya.
Namun, istilah Nusantara dalam bahasa Melayu kini pemaknaannya lebih sempit, yakni merujuk pada kepulauan Indonesia.
Oleh karena itu, seorang jurnalis dan sejarawan asal Inggris bernama Philip Bowring, membuat istilah Nusantaria.
Nusantaria digunakan untuk menggambarkan kawasan yang lebih luas dari Nusantara, yang meliputi pulau-pulau dari Semenanjung Malaya, Indonesia, sampai Filipina.
Nusantaria juga disebut sebagai kawasan kebudayaan maritim terbesar di dunia dan menjadi pusat perdagangan serta pelayaran sejak dulu.
Berikut sejarah terbentuknya Nusantaria.
Baca juga: Sejarah Nama Nusantara
Pada 20.000 hingga 7.000 tahun lalu, terjadi kenaikan permukaan air laut yang membanjiri sebagian besar Dangkalan Sunda.
Kemudian, pada 4.000 tahun lalu, terjadi sedikit kenaikan air laut, sebelum akhirnya surut kembali sehingga memunculkan beberapa daratan.
Sejak saat itulah, dalam kurun waktu 1.000 tahun terakhir hingga saat ini, ketinggian air laut relatif stabil.
Selain di kawasan Dangkalan Sunda, kenaikan permukaan air laut terjadi di beberapa bagian Dangkalan Sahul, yang mana daratan utamanya adalah wilayah Papua dan Australia.
Meski begitu, perlu ditekankan pula bahwa daratan Asia Tenggara dalam waktu yang lama sebelumnya terbentuk dari Gondwana, benua besar pada masa Neoproterozoic.
Baca juga: Sejarah Penemuan Benua Australia
Pada masa puncak zaman es terakhir, kurang lebih 21.000 tahun lalu, massa daratan Erasia mencapai titik rendah.
Pada titik rendah tersebut, tinggi laut sekitar 120 meter di bawah tinggi saat ini, sehingga sekitar 3 juta kilometer persegi wilayah yang sekarang menjadi lautan air, dulunya merupakan tanah kering.