Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Ar-Razi, Ilmuwan Terkemuka Penemu Penyakit Cacar

Kompas.com - 24/05/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ar-Razi adalah salah seorang pakar sains Iran yang ahli dalam bidang kedokteran, filsafat, dan alkimia.

Ia diakui secara luas sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah kedokteran, filsafat, dan tafsir.

Salah satu kontribusi Ar-Razi di bidang ilmu kedokteran adalah, ia menjadi orang pertama yang secara klinis membedakan antara cacar dan campak.

Sepanjang hidupnya, ia telah menulis sekitar 200 manuskrip dari berbagai bidang keilmuan, termasuk astronomi dan tata bahasa.

Karya Ar-Razi pun terkenal di kalangan praktisi Eropa Abad Pertengahan dan sangat memengaruhi pendidikan kedokteran di Barat.

Banyaknya ilmu yang dikuasai Ar-Razi lantas membuatnya dijuluki sebagai ilmuwan serba bisa yang hidup selama Zaman Keemasan Islam.

Baca juga: Tokoh Cendekiawan Islam di Bidang Kedokteran Masa Daulah Abbasiyah

Biografi singkat

Nama lengkap dari Ar-Razi adalah Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi. Ia lahir di Kota Ray, Iran, pada 864 atau 865.

Nama Razi sendiri berasal dari nama kota kelahirannya, yaitu Ray, yang terletak di Jalur Sutra dan berada dekat dengan Teheran, Iran.

Sewaktu kecil, Ar-Razi tertarik untuk menyelami dunia tarik suara, tetapi pada akhirnya ia jatuh hati pada bidang alkimia dan sains.

Ketika beranjak dewasa, ia pergi ke Bagdad untuk belajar di sebuah rumah sakit, di mana ia mempelajari tentang kedokteran dengan seorang dokter sekaligus filsuf bernama Ali Ibnu Sahal at-Tabari.

Setelah itu, ia sempat kembali ke kampung halamannya di Ray untuk bekerja sebagai dokter sekaligus pemimpin di salah satu rumah sakit dan melahirkan dua karya di bidang ilmu kedokteran.

Beberapa tahun kemudian, Ar-Razi kembali ke Bagdad dan ditunjuk sebagai pemimpin rumah sakit.

Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya

Sepanjang hidupnya, Ar-Razi mempelajari banyak ilmu, di mana ia selalu meninggalkan kontribusi yang penting.

Sayangnya, Ar-Razi kemudian menderita Glaukoma, yaitu kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata, yang pada akhirnya membuatnya buta.

Ar-Razi meninggal pada 925 dalam usia 60 tahun. Setelah kepergiannya, kontribusinya di berbagai bidang keilmuan membuat namanya semakin dikenal di Timur Tengah hingga di dunia Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com