Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KH Zainal Mustafa, Pemimpin Perlawanan Rakyat Singaparna

Kompas.com - 17/05/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Pada awalnya, Jepang membebaskan KH Zainal Mustafa karena diharapkan dapat membantu dalam mewujudkan semangat fasis, yakni menciptakan Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Akan tetapi, Zainal Mustafa menolak tegas permintaan Jepang. Bahkan, ia menekankan kepada para santrinya untuk tidak tergoda pada propaganda asing dan memperingatkan bahwa fasisme Jepang itu berbahaya.

Baca juga: Apa Saja Propaganda yang Dilakukan Jepang di Indonesia?

Salah satu alasan KH Zainal Mustafa tidak tunduk pada Jepang adalah adanya pelaksanaan seikerei, yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang dengan cara menundukkan badan ke arahnya.

Zainal Mustafa menganggap perbuatan itu menentang ajaran Islam, sehingga sangat menolak adanya seikerei.

Guna mengusir Jepang dari Indonesia, ia melakukan upaya perlawanan pada 25 Februari 1944.

Rencana awalnya, para petinggi Jepang di Tasikmalaya akan diculik dan dilakukan sabotase dengan memutus kawat telepon, sehingga para militer Jepang tidak bisa melakukan komunikasi.

Supaya rencana perlawanannya ini dapat berjalan, Zainal Mustafa meminta para santrinya menyiapkan persenjataan seperti bambu runcing dan golok.

Sayangnya, rencana itu berhasil diketahui oleh pihak Jepang, yang segera melapor ke camat Singaparna dan beberapa anggota polisi untuk melakukan penangkapan.

Baca juga: Apa Itu Seikerei?

Namun, usaha penangkapan itu gagal. Mereka justru ditahan di rumah KH Zainal Mustafa dan dibebaskan pada 25 Februari 1944.

Masih di hari yang sama, pada pukul 13.00, datang empat opsir Jepang yang meminta KH Zainal Mustafa segera menghadap pemerintah Jepang di Tasikmalaya.

Permintaan itu ditolak sehingga terjadi kericuhan yang mengakibatkan tiga opsir Jepang tewas di tempat dan satu orang dibiarkan hidup untuk menyampaikan ultimatum kepada Jepang.

Dalam ultimatum tersebut, KH Zainal Mustafa meminta pihak Jepang untuk memerdekakan Pulau Jawa.

Akibatnya, pertempuran pun terjadi antara pihak Jepang dengan KH Zainal Mustafa dan para santrinya, yang dikenal sebagai peristiwa Perlawanan Rakyat Singaparna.

Sebanyak 86 santri gugur dalam pertempuran, sementara empat lainnya meninggal karena disiksa dan dua orang meninggal di dalam penjara di Tasikmalaya.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Papua terhadap Kekejaman Jepang

Sehari setelahnya, sekitar 700-900 orang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara di Tasikmalaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com