Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Cendekiawan Islam di Bidang Kedokteran Masa Daulah Abbasiyah

Kompas.com - 11/05/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang memimpin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Bani Abbasiyah didirikan oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib, yang berkuasa selama lima abad (750-1258).

Selama lima abad kepemimpinannya, Daulah Abbasiyah melahirkan banyak tokoh Muslim yang ikut memajukan dunia Islam.

Beberapa di antaranya adalah tokoh cendekiawan Islam di bidang kedokteran.

Lantas, siapa saja ulama kedokteran pada masa Daulah Abbasiyah beserta karyanya?

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah seorang filsuf dan ilmuwan di bidang kedokteran yang lahir di Persia pada tahun 980.

Atas kontribusi besarnya di bidang kedokteran, Ibnu Sina mendapat julukan sebagai Bapak Pengobatan Modern dan Mahaguru Kedokteran.

Karya Ibnu Sina yang paling dikenal masyarakat adalah Qanun fi Thib, yang merupakan kitab pengobatan yang dijadikan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine sudah terjemahkan ke dalam 15 bahasa dunia.

Sebagai dokter yang jenius, Ibnu Sina merupakan dokter pertama yang memperkenalkan eksperimen dan hitungan cermat dalam berbagai jenis penyakit menular.

Selain itu, ia juga dokter pertama yang memperkenalkan teknik karantina sebagai upaya membatasi penularan virus.

Baca juga: Al-Qanun Fi At-Tibb, Kitab Pengobatan Karya Ibnu Sina

Ar-Razi

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau Ar-Razi adalah salah satu pakar sains yang lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 865.

Sejak muda, ia sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu, mulai dari filsafat, kimia, kedokteran, dan sastra.

Abul Qasim az-Zahrawi atau Al-Zahrawi.Wikimedia Commons Abul Qasim az-Zahrawi atau Al-Zahrawi.
Dalam bidang kedokteran, ia belajar kepada Hunayn bin Ishaq, seorang ahli ilmu alih bahasa dan kedokteran yang dimiliki Bani Abbasiyah, di Bagdad.

Setelah itu, Ar-Razi kembali ke Teheran dan dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.

Ar-Razi juga pernah dipercaya memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Bagdad. Di bidang kedokteran, ia dikenal sebagai orang pertama yang menjelaskan tentang penyakit cacar.

Karya Ar-Razi yang dikenal adalah Al-Judari wal-Hasbah atau Cacar dan Campak, yaitu buku pertama yang mengulas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda.

Baca juga: Runtuhnya Daulah Abbasiyah

Al-Zahrawi

Abu al-Qasin Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi adalah ilmuwan Muslim yang lahir pada tahun 936 di Kota Azahara, dekat dengan Kordoba di Spanyol.

Al-Zahrawi disebut sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern, yang berjasa besar pada bidang pembedahan dan penanganan luka.

Karya Al-Zahrawi yang paling dikenal adalah Kitab al-Tasrif, yang menjelaskan kurang lebih 200 metode bedah yang berbeda-beda.

Buku yang telah diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad ke-12 ini juga membahas mengenai ilmu kedokteran gigi serta kelahiran anak.

Al-Tasrif diketahui pernah menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa selama beberapa abad.

Baca juga: Al-Zahrawi, Bapak Ilmu Bedah Modern

Ibnu al-Nafis

Ibnu al-Nafis adalah tokoh Muslim di bidang kedokteran yang berkiprah selama akhir periode Bani Abbasiyah.

Pada 1242, ia diketahui sebagai orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia.

Selain itu, Ibnu al-Nafis adalah orang pertama yang mengemukakan teori pembuluh darah kapiler.

Sebagai penemu sirkulasi darah minor, ia dikenal akan teori sirkulasi darah paru-paru yang membantah teori milik Galen, sorang dokter terkemuka asal Yunani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com