Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perundingan Hooge-Veluwe

Kompas.com - 10/05/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Perundingan Hooge-Veluwe adalah perundingan antara Indonesia-Belanda yang berlangsung sejak 14-24 April 1946 di Hooge-Veluwe, Belanda.

Tujuan perundingan ini adalah membahas mengenai status kenegaraan, kemerdekaan, serta wilayah Indonesia.

Namun, Perundingan Hooge-Veluwe berujung pada kebuntuan hingga perlu dilanjutkan dalam Perundingan Linggarjati.

Kendati begitu, perundingan ini tetap memberikan pengaruh bagi Indonesia-Belanda.

Lantas, apa saja dampak Perundingan Hooge-Veluwe?

Baca juga: Perundingan Hooge-Veluwe (1946)

Dilaksanakan Perundingan Linggarjati

Sebelum Perundingan Hooge-Veluwe dilaksanakan, Indonesia dan Belanda lebih dulu menandatangani naskah kesepahaman yang disebut Draft Jakarta pada 27 Maret 1946.

Isi Draft Jakarta adalah Belanda mengakui secara de facto pemerintahan Indonesia yang mencakup Jawa dan Sumatera.

Draft Jakarta inilah yang kemudian menjadi acuan berlangsungnya Perundingan Hooge-Veluwe.

Perundingan Hooge-Veluwe dimulai pada 14 April 1946, yang berlangsung panjang dan rumit.

Inggris menjadi penengah dalam perundingan dengan mengirimkan Sir Archibald Clark Kerr.

Sementara Indonesia mengirimkan tiga perwakilan, yaitu W Soewandi, Sudarsono, dan AK Pringgodigdo.

Sedangkan Belanda mengirimkan Van Mook, Van Royen, Idenburg, Van Asbeck, Sultan Hami dII, Soeria Santoso dan Logeman.

Baca juga: Alasan Perjanjian Linggarjati Berdampak pada Lengsernya Sutan Sjahrir

Sayangnya, sewaktu perundingan berlangsung, Belanda membatalkan naskah Draft Jakarta secara sepihak.

Alhasil, Perundingan Hooge-Velowe berujung pada kegagalan. Inggris mendesak Belanda untuk melanjutkannya ke Perundingan Linggarjati.

Tujuan dari desakan Inggris adalah karena ingin tentaranya pulang dalam kondisi damai.

Pada akhirnya, Perundingan Linggarjati berlangsung pada 25 Maret 1947.

Konflik Indonesia-Belanda menarik perhatian internasional

Salah satu pengaruh positif pelaksanaan Perundingan Hooge-Veluwe bagi Indonesia adalah masalah Indonesia-Belanda mendapat perhatian internasional.

Pasalnya, dalam upaya penyelesaian masalah Indonesia-Belanda, pihak Belanda terus mengingkari janjinya dalam setiap perundingan yang dilangsungkan, termasuk pada Perundingan Hooge-Velowe.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Alhasil, Perundingan Hooge-Velowe harus dilanjutkan ke Perundingan Linggarjati, yang hasilnya kembali diingkari Belanda.

Pasalnya, Belanda justru melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947, hanya beberapa bulan setelah Perjanjian Linggarjati.

Di sisi lain, lewat peristiwa Agresi Militer Belanda I inilah, Indonesia mulai mendapat dukungan dari internasional.

Negara-negara lain seperti Australia, Mesir, Tiongkok, dan Amerika Serikat, menyoroti perilaku buruk yang terus dilakukan Belanda terhadap Indonesia.

Bahkan, Dewan Keamanan PBB memberikan ultimatum kepada Belanda.

Adanya kecaman dari banyak negara membuat Belanda terpojok dan dukungan terhadap Indonesia semakin mengalir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com