Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Qadisiyah: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 08/03/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Qadisiyah adalah pertempuran antara pasukan Kekhalifahan Rasyidun dengan Kekaisaran Sasaniyah dari Persia pada tahun 636.

Pertempuran ini merupakan peperangan yang sangat penting dan menentukan bagi pasukan Islam maupun Sasaniyah.

Pasalnya, Perang Qadisiyah adalah ekspansi pertama Kekhalifahan Rasyidun atas wilayah Persia dan berusaha menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.

Sedangkan Kekaisaran Sasaniyah, harus mempertahankan wilayah serta kekuasaan bangsa Persia pra-Islam yang telah berdiri selama beberapa abad.

Perang Qadisiyah berakhir dengan kemenangan umat Muslim Kekhalifahan Rasyidun dan jatuhnya Kekaisaran Sassaniyah, menandai dimulainya kekuasaan Islam di Persia.

Baca juga: Perang Fijar: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Peran Nabi Muhammad

Latar belakang

Invasi ke Persia yang dilakukan oleh Kekhalifahan Rasyidun atau Khulafaur Rasyidin dimulai sejak masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar (632-634).

Pertempuran Qadisiyah merupakan bagian dari rangkaian panjang usaha pasukan Kekhalifahan Rasyidun untuk menguasai Persia.

Usaha penaklukan Persia dimulai pasukan Islam di bawah Khalifah Umar bin Khattab (634-644) dengan mengirim Panglima Militer Mutsana bin Haritsah pada tahun 636.

Saat itu, Kekaisaran Sasaniyah di bawah kekuasaan Yezdegerd III tengah didera gejolak internal akibat perebutan kekuasaan dan oermasalahan ekonomi penduduknya.

Selain itu, posisi Kekaisaran Sasaniyah juga semakin tidak menguntungkan karena beberapa wilayahnya dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium pimpinan Heraclus.

Baca juga: Kekaisaran Sasaniyah: Sejarah, Raja-raja, Kejayaan, dan Keruntuhan

Kronologi pertempuran

Pemimpin dalam Perang Qadisiyah adalah Sa'ad bin Abi Waqqash dari pihak Islam dan Rostam Farrokhzad dari Kekaisaran Sasaniyah.

Sebelum pasukan Islam berangkat ke Persia, Khalifah Umar menulis surat perintah kepada panglima militernya, Sa'ad bin Abi Waqqash, untuk menyiapkan pasukannya.

Sa'ad bin Abi Waqqash pun bergegas menghimpun pasukannya dan bergerak menuju Persia tahun 636. Keberangkatan mereka ternyata terdengar oleh Raja Yezdegerd III.

Raja Yezdegerd kemudian memerintahkan panglima militernya, Rostam Farrokhzad, beserta pasukannya untuk menghadang pasukan Islam.

Sesampainya di Persia, tepatnya di daerah Qadisiyah, 36.000 pasukan Islam mendirikan perkemahan.

Begitu pula dengan pasukan Sasaniyah di bawah pimpinan Jenderal Rostam, yang berjumlah sekitar 120.000 pasukan.

Baca juga: Penaklukan Persia oleh Muslim

Sebelum Perang Qadisiyah pecah, kedua belah pihak terlebih dahulu mengadakan perundingan untuk mendapatkan jalan keluar.

Namun, dalam perundingan tersebut tidak mencapai kesepakatan, sehingga menimbulkan pertempuran pada hari pertama.

Di hari pertama dan kedua pertempuran, pasukan Islam mengalami kekalahan karena tentaranya lebih sedikit dan pasukan Persia juga dibantu dengan gajah.

Pada hari ketiga, pasukan Islam di Qadisiyah mendapatkan tambahan pasukan Islam yang selesai bertugas dari Perang Yarmuk di Suriah di bawah pimpinan Panglima Militer Khalid bin Walid.

Selain mendapat tambahan tentara, pasukan Muslim juga telah menemukan cara mengelabuhi pasukan gajah Persia.

Pasukan Islam memberikan kostum kepada pasukan kudanya guna menakuti pasukan gajah Persia.

Baca juga: Perang Yarmuk, Perang Pembuka Islam Melawan Kekaisaran Romawi

Cara ini pun berhasil, hingga membuat gajah-gajah lari dan membunuh pasukan Persia sendiri.

Lalu, pada hari keempat pertempuran, muncul badai pasir yang mengarah ke perkemahan pasukan Persia.

Situasi ini dimanfaatlan oleh pasukan Islam untuk menggempur pertahanan Persia dengan menghujani anak panah.

Saat itulah, pasukan Persia mulai melemah dan melarikan diri. Terlebih lagi, pemimpin mereka, Rostam Farrokhzad, meninggal dengan sebab yang kurang jelas.

Dampak Perang Qadisiyah

Mundurnya pasukan Persia dari arena pertempuran di Qadisiyah menandai kemenangan pasukan Muslim, yang juga memperolah banyak rampasan perang.

Setelah itu, pasukan Islam terus mendesak ke dalam wilayah Persia hingga memasuki pusat pemerintahan Sasaniyah di Kota Mada'in.

Baca juga: Kekaisaran Persia: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kemenangan dalam Perang Qadisiyah sangat berarti bagi pasukan Islam, karena berhasil meluaskan wilayahnya di tanah Persia.

Selain perluasan wilayah, Kekhalifahan Rasyidun juga memanfaatkannya untuk menyebarkan agama Islam dan budaya Islam di Persia.

Penaklukan ini juga menjadi cikal bakal wilayah Persia menjadi pusat perkembangan peradaban Islam di bawah Dinasti Abbasiyah.

 

Referensi:

  • Gunadi, R.A. Shoelhi, M. (2002). Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol. Jakarta: Penerbit Republika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com