Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinasti Goryeo: Sejarah, Kehidupan, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kompas.com - 06/01/2022, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinasti Goryeo adalah dinasti yang didirikan oleh Wang Geon atau Raja Taejo di Songdo (sekarang Kaesong), Korea Selatan, pada tahun 918.

Dinasti ini menggabungkan Tiga Kerajaan Akhir Korea dengan menguasai Silla dan menumbangkan Baekje Akhir (Hubaekje) pada 935.

Nama Goryeo, yang menjadi cikal bakal nama Korea, merupakan singkatan dari Goguryeo, nama dinasti yang berkuasa antara 37 SM - 667 M.

Selama berkuasa hingga akhir abad ke-14, Dinasti Goryeo menghasilkan beberapa penemuan penting, seperti alat cetak pertama di dunia dan Tripitaka Koreana atau kitab suci Buddha yang diukir dalam 80.000 blok cetak kayu.

Baca juga: Dinasti Joseon: Sejarah, Kehidupan, Raja-raja, dan Penemuan

Sejarah Goryeo

Pada akhir abad ke-9, Silla dan Balhae sedang mengalami kekacauan akibat konflik internal kerajaan.

Di Kerajaan Silla, terjadi perebutan takhta yang mengakibatkan guncangan politik dan meletusnya pemberontakan petani serta munculnya pemimpin pemberontakan di daerah-daerah.

Sedangkan Balhae menghadapi krisis dan tekanan dari Dinasti Liao, yang memimpin Kerajaan Khitan, dari wilayah sebelah utara China.

Pada akhirnya, Balhae berhasil dikuasai oleh Dinasti Liao. Adanya konflik di dua kerajaan itu pada abad ke-10, muncul gerakan kebangkitan dari bekas orang-orang Baekje dan Goguryeo.

Gerakan itu kemudian mengantarkan pada periode Kerajaan Baru dalam sejarah Korea.

Salah satu pemimpin gerakan adalah seorang tokoh militer bernama Wang Geon, yang mendirikan kekuatan baru bernama Goryeo.

Wang Geon kemudian mengikutsertakan para jenderal lain untuk berpartisipasi dalam politik pemerintahan.

Lahirnya Dinasti Goryeo pada 918 menandai akhir dari Periode Negara Selatan dan Utara, serta dimulainya unifikasi Korea yang sesungguhnya.

Baca juga: Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di Korea

Kehidupan pada masa Goryeo

Setelah berdirinya Dinasti Goryeo, wilayah kerajaannya mengalami perkembangan.

Masyarakat Goryeo adalah masyarakat pertanian yang kemudian mampu berproses dalam teknik pertaniannya.

Keterampilan bertani yang baru dan konstruksi saluran irigasi, memainkan peran penting dalam memajukan efisiensi dan produktivitas pertanian di wilayah Goryeo.

Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme berpengaruh besar dalam kepercayaan masyarakatnya.

Nilai konfusianisme berpengaruh dalam kehidupan politik Goryeo, sedangkan Taoisme dan Buddhisme berpengaruh dalam bentuk ritual dan penghormatan kepada leluhur.

Baca juga: Raja Jungjong, Reformis dari Joseon

Perkembangan kesenian

Dalam bidang kesenian, Goryeo mengembangkan kesenian keramik hijau yang sangat terkenal.

Pada abad ke-12, kesenian Goryeo semakin berkembang dengan penemuan teknik sanggam atau menatah desain di atas permukaan.

Selain itu, Goryeo mengembangkan bidang percetakan. Sebelumnya, orang Goryeo menyalin tulisan atau mencetak buku dengan tangan.

Ketika permintaan buku di Goryeo meningkat, mereka kemudian mencari metode yang lebih cepat dan lebih baik dalam memproduksi buku. Hal itulah yang pada akhirnya melahirkan mesin cetak pres kayu.

Metode cetak dilakukan dengan menyiapkan susunan cetakan huruf satu per satu sebelum mencetaknya di atas kertas.

Penemuan bersejarah huruf cetak metal perunggu yang mudah disusun juga membawa perkembangan besar dalam seni cetak buku.

Baca juga: Raja Jeongjo, Penguasa Joseon yang Meninggal Misterius

Raja-raja Goryeo

  • Taejo (918–943)
  • Hyejong (943–945)
  • Jeongjong (945–949)
  • Gwangjong (949–975)
  • Gyeongjong (975–981)
  • Seongjong (981–997)
  • Mokjong (997–1009)
  • Hyeonjong (1009–1031)
  • Deokjong (1031–1034)
  • Jeongjong (1034–1046)
  • Munjong (1046–1083)
  • Sunjong (1083)
  • Seonjong (1083–1094)
  • Heonjong (1094–1095)
  • Sukjong (1095–1105)
  • Yejong (1105–1122)
  • Injong (1122–1146)
  • Uijong (1146–1170)
  • Myeongjong (1170–1197)
  • Sinjong (1197–1204)
  • Huijong (1204–1211)
  • Gangjong (1211–1213)
  • Gojong (1213–1259)
  • Wonjong (1259–1274)
  • Chungnyeol (1274–1308)
  • Chungseon (1308–1313)
  • Chungsuk (1313–1330; 1332–1339)
  • Chunghye (1330–1332; 1339–1344)
  • Chungmok (1344–1348)
  • Chungjeong (1348–1351)
  • Gongmin (1351–1374)
  • U (1374–1388)
  • Chang (1388–1389)
  • Gongyang (1389–1392)

Baca juga: Raja Cheoljong: Sejarah, Masa Pemerintahan, dan Kisah Tragis

Runtuhnya Goryeo

Selama berdiri hingga 1392, dinasti ini sudah terlibat dalam beberapa pergolakan dengan kekuatan besar.

Misalnya pada 1231, Goryeo diserang oleh bangsa Mongol. Peperangan di antara keduanya berlangsung selama bertahun-tahun.

Menjelang akhir abad ke-14, Dinasti Goryeo runtuh seiring dengan terjadinya perang selama bertahun-tahun dan pendudukan Kekaisaran Mongolia.

Selain itu munculnya Dinasti Ming di China memengaruhi situasi politik di Goryeo, yang pada akhirnya pecah menjadi dua kekuatan politik.

Kelompok reformis pertama dipimpin Jenderal Yi Seong Gye (didukung oleh Ming) dan kelompok kedua adalah Jenderal Choe (didukung oleh Yuan dari China).

Pada tahun 1388, Yi Seong Gye dan Jeong Do Jeon mengerahkan pasukan mereka dan melakukan kudeta.

Ia membunuh penguasa Goryeo, Raja U atau Woo, serta menyingkirkan Jeong Mung Ju, seorang pemimpin kelompok yang setia pada Goryeo.

Dengan begitu, Dinasti Goryeo runtuh dan digantikan oleh Dinasti Joseon yang didirikan oleh Yi Seong Gye.

 

Referensi:

  • Seung-Yoon, Yang. (2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga masa Kontemporer. Yogyakarta: UGM Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com