Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Cheoljong: Sejarah, Masa Pemerintahan, dan Kisah Tragis

Kompas.com - 06/05/2021, 15:31 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raja Cheoljong adalah raja ke-25 dari Dinasti Joseon Korea yang memerintah antara tahun 1849-1863.

Raja Cheoljong hanyalah kerabat jauh dari Raja Heonjong (Raja Joseon ke-24), yang tidak berpendidikan dan bekerja sebagai petani di Pulau Ganghwa yang jauh dari istana.

Pada pertengahan abad ke-19, Raja Cheoljong yang buta huruf sengaja diangkat menjadi raja supaya bisa dimanfaatkan oleh Wangsa Andong Kim yang haus kekuasaan.

Sejak saat itu, garis keturunan bangsawan mulai memburuk dan kepentingan negara diabaikan.

Keluarga istana saling berselisih karena hanya peduli dengan kepentingan mereka pribadi untuk mengendalikan singgasana dari belakang raja.

Pemerintahan Raja Cheoljong menjadi awal dari kemunduruan Dinasti Joseon.

Meskipun penggantinya, Kaisar Gojong, berusaha melakukan yang terbaik, pada akhirnya dipaksa turun takhta oleh Jepang yang mengambil alih pemerintahan Korea.

Baca juga: Sultan Ageng Tirtayasa: Asal-usul, Peran, dan Perjuangan

Asal-usul Raja Cheoljong

Sebelum menjadi raja, nama asli Raja Cheoljong adalah Yi Won Beom.

Yi Won Beom lahir pada 25 Juli 1831. Ia adalah putra ketiga dari Yi Gwang, Pangeran Jeonggye-gun yang wafat pada 14 Desember 1841, dan selir pertamanya yang bernama Yongseong.

Hal ini menjadikan Yi Won Beom sebagai cucu keponakan Raja Jeongjo (raja ke-22 Joseon) dan cicit Raja Yeongjo (raja ke-21 Joseon).

Pada 1841, para pejabat istana diam-diam bersekongkol untuk memberontak Raja Heonjong yang tengah berkuasa dan menobatkan Yi Won Gyeong, putra sulung Yi Gwang, sebagai raja berikutnya.

Mereka memanfaatkan situasi di mana Raja Heonjeong tidak memiliki ahli waris.

Namun, pemberontakan itu terungkap dan para pejabat serta Yi Won Gyeong dieksekusi.

Sedangkan adik tiri Yi Won Gyeong, Yi Gyeong Eung dan Yi Won Beom diasingkan ke Pulau Ganghwa.

Ketika terasing di pulau tersebut, Yi Gyeong Eung meninggal karena sakit, sedangkan ibu dan nenek Yi Won Beom dibunuh karena beragama Katolik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com