Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Romawi: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kompas.com - 06/01/2022, 14:30 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintahan Romawi Kuno dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu Periode Kerajaan Romawi (753-509 SM), Republik Romawi (509-31 SM), dan Kekaisaran Romawi (31 SM-476 M).

Kerajaan Romawi adalah periode paling awal dalam sejarah Romawi, ketika kota dan wilayahnya mulai diperintah oleh raja.

Sejarah kerajaan ini bermula sejak pendirian Kota Roma pada sekitar 753 SM. Penguasa pertama Romawi adalah Romulus, dengan daerah kekuasaan terbatas di Kota Roma dan sekitarnya.

Periode Kerajaan Romawi berakhir setelah penggulingan kekuasaan rajanya dan berdirinya Republik Romawi pada 509 SM.

Baca juga: Runtuhnya Kekaisaran Romawi

Sejarah berdirinya

Menurut cerita rakyat, munculnya peradaban Romawi Kuno diawali dengan didirikannya Kota Roma oleh dua pemuda bernama Remus dan Romulus pada 753 SM.

Kedua tokoh tersebut adalah anak kembar dari Rhea Silva, keturunan seorang pahlawan dari Troya.

Namun, Remus dan Romulus berselisih dalam pemilihan lokasi untuk dibangun kota. Perselisihan itu semakin memanas ketika Romulus, yang sedang membangun tembok Kota Roma, diejek dan diganggu oleh Remus.

Pada akhirnya, Remus dibunuh oleh Romulus, yang kemudian mendirikan Kota Roma dan menjadi pendiri Romawi.

Dalam perkembangannya, Kerajaan Romawi mendapat serangan dari bangsa Galia yang berasal dari wilayah Eropa barat, seperti Italia utara, Prancis, Belgia, dan Swiss.

Serangan itu mengakibatkan hancurnya Kota Roma dan catatan sejarahnya, sehingga catatan sejarah dari masa Kerajaan Romawi sangat sedikit.

Baca juga: Peradaban Romawi Kuno: Asal-usul, Karakteristik, dan Kondisi Geografis

Raja-raja Kerajaan Romawi

Selama hampir dua setengah abad berkuasa, Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja, sebagai berikut.

Romulus (753-717 SM)

Romulus merupakan pendiri Kota Roma yang sekaligus raja pertama Kerajaan Romawi. Setelah menduduki takhta, ia mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma.

Selain itu, Romulus juga menyediakan istri bagi warganya dengan menculik wanita-wanita kaum Sabin.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.

Numa Pompilius (716-673 SM)

Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum atau masa peralihan kekuasaan selama satu tahun, di mana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex.

Interrex adalah pimpinan Romawi dalam jangka pendek yang tugasnya adalah untuk memimpin raja.

Anggota Senat tersebut kemudian memilih Numa Pompilius, orang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Ia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman.

Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma.

Selain itu, ia kemudian mereformasi Kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.

Ia juga mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan administrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang.

Baca juga: Peninggalan Peradaban Romawi Kuno

Tullus Hostilius (673-642 SM)

Setelah kematian Numa, Kerajaan Romawi kemudian dipimpin oleh Tullus Hostilius, yang dikenal sebagai raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan.

Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan Kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.

Selain berperang, Tullus Hostilius membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.

Ancus Marcius (640-616 SM)

Setelah kematian Tullus Hostilius, Senat Romawi menunjuk cucu Numa Pompolius, Ancus Marcius sebagai Raja Romawi.

Selama memerintah ia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, pabrik garam, dan jembatan pertama yang melalui Sungai Tiber.

Baca juga: 10 Peradaban Amerika Kuno

Tarquinius Priscus (616-579 SM)

Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska yang diadopsi oleh Ancus Marcius. Selama pemerintahannya, Romawi banyak memenangkan pertempuran sehingga memperoleh banyak harta rampasan.

Dalam pemerintahannya, Tarquinius menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat.

Selain itu, ia juga memperkuat militernya dengan menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infanteri dan 600 kavaleri.

Tarquinius memerintahkan untuk membangun Kuil Jupiter, Circus Maximus atau arena balap kereta kuda, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan lambang militer Romawi.

Servius Tullius (578-535 SM)

Setelah Tarquinius dibunuh oleh anak Ancus Marcius, tampuk kekuasaan Kerajaan Romawi jatuh ke tangan Servius Tullius, menantu Tarquinius Priscus.

Dalam pemerintahannya Servius mengadakan sensus penduduk pertama serta membagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonomi dan wilayah geografisnya.

Selain itu, ia mendirikan Dewan Centuria, Dewan Suku, membangun Kuil Diana, dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma.

Baca juga: Sejarah Menara Pisa

Tarquinius Superbus (535-509 SM)

Pada 535 SM, Kerajaan Romawi dipimpin oleh Tarquinius Superbus, yang sebelumnya membunuh Servius.

Pasa masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga timbul banyak pemberontakan.

Runtuhnya Kerajaan Romawi

Selama berkuasa, Tarquinius juga mengobarkan sejumlah perang melawan tetangga Roma, termasuk Volsci, Gabii dan Rutuli.

Selain itu, pemerintahannya begitu diingat karena penggunaan kekerasan dan intimidasi untuk mengontrol Roma, serta ketidakhormatannya terhadap adat Romawi dan Senat Romawi.

Ketegangan memuncak ketika putranya, Sextus Tarquinius, memperkosa Lucretia, istri dan putri dari bangsawan Romawi.

Setelah Lucretia bunuh diri, revolusi mulai dikobarkan untuk menggulingkan kekuasaan Tarquinius dan mengusir keluarganya dari Roma.

Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, yang sekaligus menandai berakhirnya Kerajaan Romawi dan dimulainya Republik Romawi.

 

Referensi:

  • Hakim, Manshur Abdul. (2016). Bangsa Romawi dan Perang Akhir Zaman. Jakarta: Pustala Al-Kautsar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com