Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambo Dalle, Mahaguru Islam dari Tanah Bugis

Kompas.com - 24/12/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ambo Dalle merupakan seorang ulama dari Tanah Bugis yang dikenal sebagai pendiri organisasi massa Islam bernama Darud Da'wah wal Irsyad (DDI).

Sepanjang hidupnya, Ambo Dalle diketahui telah mendirikan banyak madrasah dan pesantren di berbagai daerah di Sulawesi.

Salah satu madrasah yang dirikan adalah Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) Mangkoso di Sulawesi Selatan.

Kepemimpinan dan perjuangannya dalam menegakkan syiar Islam membuat dirinya begitu disegani oleh umat Muslim.

Bahkan, pada 1999, Ambo Dalle meraih tanda kehormatan Bintang Mahaputra Nararya dari BJ Habibie, yang kala itu menjabat sebagai presiden.

Baca juga: Biografi Gus Miek, Ulama yang Memiliki Karomah Wali

Asal-usul

Ambo Dalle dilahirkan dari keluarga bangsawan di Kabupaten Wajo pada sekitar tahun 1900. Ayahnya bernama Andi Ngati Daeng Patobo dan ibunya adalah Andi Candara Dewi.

Nama Ambo Dalle yang diberikan oleh kedua orang tuanya memiliki makna "bapak yang punya banyak rezeki".

Oleh masyarakat Bugis, ia dipanggil Gurutta Ambo Dalle. Secara harfiah, Gurutta berarti mahaguru, yang merupakan gelar kehormatan bagi kaum ulama di Sulawesi Selatan.

Sedangkan nama Abdurrahman Ambo Dalle diberikan oleh seorang ulama bernama K.H. Muhammad Ishak, karena ia sudah dapat menghapal Alquran di usia tujuh tahun.

Terlahir sebagai anak tunggal, sejak kecil ia dilatih untuk mandiri dan disiplin, terutama dalam hal agamanya.

Baca juga: Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan

Pendidikan

Sewaktu kecil, Ambo Dalle bersekolah di Volk School atau Sekolah Rakyat pada pagi hari. Kemudian di sore harinya, ia pergi belajar mengaji.

Ambo Dalle memelajari ilmu agama dengan metode sorogan, yaitu sistem duduk bersila, di mana guru menjelaskan dan para murid mendengarkan.

Selain memelajari ilmu Alquran seperti tajwid, hadis, tafsir, nahwu, sharaf, dan fikih, ia juga mengikuti kursus bahasa Belanda.

Pada 1928, ketika seorang ulama Bugis bernama H Muhammad As'ad bin Abdul Rasyid Al-Bugisy kembali ke Indonesia dari Mekkah, ia segera berangkat ke Sengkang untuk menimba ilmu dari guru besar itu.

Selama belajar, Ambo Dalle dianggap sebagai murid yang paling taat dan jujur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com